
PEMERINTAH Kota Bandung, Jawa Barat bersama Polrestabes Bandung terus menggencarkan sosialisasi, edukasi dan patroli jam malam pelajar di wilayah Kota Bandung. Kali ini patroli dilakukan di wilayah Kecamatan Bandung Wetan pada Rabu (4/6) malam.
Untuk diketahui, jam malam pelajar diterapkan mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Selama rentang waktu tersebut, pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK tidak diperkenankan berkeliaran di luar rumah tanpa keperluan mendesak.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menyatakan, kebijakan ini merupakan arahan Gubernur Jabar dalam upaya menumbuhkan karakter, membentuk akhlak mulia dan melindungi tumbuh kembang anak-anak. Selain itu, juga untuk membiasakan hidup disiplin dan menanamkan semangat ibadah.
“Kami melaksanakan kebijakan arahan gubernur untuk menumbuhkan karakter, mencegah kenakalan remaja, dan menjamin tumbuh kembang anak-anak agar tubuhnya sehat walafiat,” ungkap seusai patroli.
Sikap disiplin
Menurut Erwin, dengan sikap disiplin, semangat ibadah juga akan meningkat. Apalagi bisa bangun jam setengah empat atau jam empat subuh untuk salat tahajud dan berjamaah di masjid.
“Tujuannya adalah bagaimana anak-anak kita punya akhlak yang baik dan spirit ibadah yang tinggi. Ini juga agar pembinaan dari sekolah berjalan lebih baik. Insyaallah dengan disiplin tinggi, anak-anak akan menjadi pribadi yang semakin baik,” bebernya.
Erwin juga menambahkan, sosialisasi telah dilakukan secara masif, baik melalui media sosial maupun kepada jajaran kewilayahan dari lurah, camat, hingga RT dan RW.
“Kami rutin melakukan monitoring dan keliling. Selama tiga hari ini, saat berkeliling kami tidak menemukan pelajar di bawah usia 17 tahun. Tadi di beberapa kafe juga tidak ada. Mungkin yang kami lihat sudah dewasa semua,” ucapnya.
Tiga hari
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, patroli malam telah dilakukan selama tiga hari berturut-turut bersama jajaran Pemkot Bandung.
“Patroli malam ketiga ini kami laksanakan di daerah Cihapit dan Jalan Riau, sebelumnya di Asia Afrika dan Jalan Braga. Di tempat-tempat seperti kafe yang biasa dikunjungi remaja, kami tidak menemukan pelajar,” terangnya.
Budi menyebut, pendekatan saat ini masih bersifat edukatif. Namun jika ke depan masih ditemukan pelajar yang melanggar, orang tua akan dipanggil untuk diberikan pembinaan bersama.
“Kita edukasi dulu. Kalau sudah berkali-kali, mungkin kita akan panggil orang tuanya,” sambungnya (Rava/N-01)