USIA satu abad biasanya sebuah organisasi menuju kematangan. Meski begitu mereka tentu saja tetap harus berbenah diri agar bisa menyesuaikan diri dengan zaman. Hal itulah yang dilakukan PB Perti
Sebagai organisasi yang mendekati usia jelang satu abad, mereka masih banyak tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam upaya pembenahan secara internal yang juga menjadi bagian dari komitmen persatuan serta ikhtiar darma bakti untuk kemajuan Indonesia.
“Untuk itu ada sejumlah komitmen yang harus dilakukan seluruh anggota agar tujuan tersebut bisa tercapai,” kata Ketua Umum PP Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) Drs. HM Syarfi Hutahuruk, MM dalam pidatonya di malam puncak Peringatan Milad ke-96 Persatuan Tarbiyah Islamiah di Jakarta, Minggu (5/4/2024).
Komitmen terpenting tersebut adalah agar seluruh kekuatan Perti terus mengaktualisasikan spirit dan hakikat khittah 1928, di tiga bidang utama yakni, pendidikan, dakwah dan sosial. Khittah yang saat ini memerlukan pembenahan dalam kembali memajukan Perti jelang usianya yang mendekat satu abad.
Selain itu, para pengurus dan pimpinan Perti di semua tingkatan untuk terus meningkatkan kerjasama organisatoris dan konstruktif dengan dengan lembaga pendidikan MTI, pondok pesantren dan sejenisnya sekaligus memperkuat gerakan akhlak, etika dan moral bangsa melalui pendidikan, dakwah dan sosial. Sehingga dari upaya tersebut diharapkan tercapainya konsolidasi organisasi secara lebih efektif dan terencana.
Dengan mengambil tema ‘Berbenah dan Bersatu Menuju Indonesia Maju Menuju Satu Abad Perti’ tersebut, dimaksudkan sebagai satu bentuk kesadaran kolektif bahwa Perti secara keseluruhan serius berbenah dan terus memperkokoh persatuan. Hal ini sebagai sebuah ikhtiar untuk memberikan dharma bakti terbaik bagi kemajuan Indonesia.
Pemikiran tersebut tidak lepas dari apa yang jadi pemikiran pendiri, serta penggerak,maupun jamaah Perti sejak awal didirikan. Karena dalam perjalanan sepanjang itu, Perti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan umat Islam Indonesia dalam memajukan bangsa dan negara.
Dikatakan Syarfi bahwa kekuatan dan fokus perjuangan organisasi yang didirikan oleh Syek Sulaiman Ar Rasuli pada 5 Mei 1928 silam di Canduang Sumatera Barat itu tak cuma sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dengan konsentrasi utama pada bidang pendidikan. Karena pada bidang lain, organisasi ini juga turut aktif sebagai kekuatan masyarakat, pada saat tertentu pernah menjadi kekuatan sosial politik, Partai Islam Perti.
Kini setelah menjalani proses Islah, pimpinan Perti terus melaju sebagai gerakan sosial keumatan dan kebangsaan. Apalagi kekuatan pergerakkan Perti sebagai ormas menuntut pembenahan diri yang tiada hentinya. Untuk itu pembenahan yang dilakukan dalam pengarusutamaan kekuatan jaringan organisasi dan individu di luar pemerintah yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama demi kepentingan masyarakat. (*/N-02)