NURJANAH tampak semringah di tengah hiruk-pikuk ratusan warga korban terdampak gempa bumi yang berkumpul di Taman Pancaniti Komplek Pendopo Cianjur, Jawa Barat, Jumat (7/6/2024) sore. Penantian panjang ibu rumah tangga warga Kampung Kuta Wetan Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang menunggu kepastian mendapatkan bantuan stimulan perbaikan rumah rusak itu pun akhirnya terwujud.
“Hampir 1,5 tahun lebih saya menunggu bantuan dari pemerintah. Alhamdulilah, akhirnya sekarang mendapatkan kepastian,” kata perempuan berusia 46 tahun itu ditemui di sela penyerahan secara simbolis bantuan stimulan perbaikan rumah rusak tahap IV, Jumat (7/6/2024) petang.
Nurjanah menuturkan, pascagempa bumi bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022, dia bersama suami dan dua orang anaknya tinggal di tenda. Rumahnya hancur sehingga tak bisa ditempati.
“Selama ini, saya, suami, dan anak tinggal di tenda. Tadinya saya sudah pasrah tidak akan mendapat bantuan. Tapi alhamdulillah, ternyata masuk pendataan tahap keempat,” pungkasnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto, menuturkan percepatan bantuan stimulan bagi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur merupakan arahan langsung Presiden Joko Widodo. Dia menuturkan, hasil pendataan terdapat puluhan ribu bangunan rumah warga yang rusak berat, sedang, dan ringan akibat gempa bumi.
“Ketika terjadi gempa bumi di Kabupaten Cianjur, terdapat puluhan ribu rumah yang rusak. Hari kelima pascagempa, bapak Presiden langsung memberikan bantuan stimulan untuk rumah rusak berat, sedang, dan ringan sebanyak 8 ribu unit,” kata Suharyanto seusai menghadiri kegiatan.
Bahkan, lanjut Suharyanto, Presiden pun menambah nilai bantuan stimulan bagi korban terdampak gempa bumi. Semula untuk rusak berat nilai bantuan sebesar Rp50 juta, namun ditambah besarannya menjadi Rp60 juta.
“Sedangkan yang rusak sedang dari bantuan semula Rp25 juta menjadi Rp30 juta dan rusak ringan dari Rp10 juta menjadi Rp15 juta,” terangnya.
Penyaluran bantuan stimulan pun dilakukan secara bertahap. Saat ini merupakan penyaluran bantuan tahap keempat.
“Sampai dengan saat ini tahap keempat, praktis hampir 90 ribu rumah masyarakat baik yang rusak berat, sedang, dan ringan dibantu oleh pemerintah,” tutur dia.
Suharyanto tak memungkiri bisa saja masih terdapat rumah warga yang belum terdata. Tapi dia yakin jumlahnya bisa dihitung jari.
“Tapi kami pastikan dengan diberikannya bantuan tahap keempat ini, secara umum kerusakan rumah masyarakat terdampak gempa bumi di Cianjur sudah selesai diperbaiki,” tegasnya.
Selain bangunan rumah, kata Suharyanto, pemerintah juga mengalokasikan anggaran bagi perbaikan kerusakan infrastruktur lainnya. Seperti jembatan, sekolah, masjid, kantor desa, maupun kantor pemerintah, hingga saat ini perbaikannya relatif sudah selesai.
“Alhamdulillah, ini juga kerja sama dari semua pihak. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian terkait, TNI, Polri, relawan, dan semua organisasi-organisasi yang terlibat. Tidak sampai dua tahun (penanganannya) sudah kelihatan hasilnya program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi,” bebernya.
Suharyanto menuturkan jarak penyaluran bantuan stimulan dari tahap ketiga ke tahap keempat relatif cukup lama. Kondisi itu karena cukup banyak data yang mesti diverifikasi dan divalidasi berulang-ulang.
“Untuk rusak sedang dan ringan cukup lama pendataannya. Kalau yang rusak berat tidak ada yang protes karena sudah jelas rumahnya hancur,” pungkasnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman bersyukur, akhirnya bantuan stimulan tahap keempat sudah mulai berproses disalurkan kepada masyarakat. Herman menitipkan pesan agar bantuan betul-betul bisa dimanfaatkan membangun kembali rumah masyarakat hingga layak huni.
“Alhamdulillah, penanganan bantuan stimulan di Kabupaten Cianjur bisa dibilang yang paling cepat di Indonesia,” kata Herman. (*/S-1)