
BANK Syariah Indonesia (BSI) terus mendorong penguatan transaksi digital lewat optimalisasi layanan mesin EDC (Electronic Data Capture) di seluruh tanah air.
Hingga Maret 2025, volume transaksi EDC BSI syariah mencapai 2,1 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp600 miliar.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna dalam rilisnya Rabu (7/5) mengatakan EDC BSI sebagai EDC Syariah pertama di Indonesia.
Saat ini BSI memiliki sekitar 21.400 mesin EDC. “Jumlah ini akan terus ditambah sebagai langkah optimalisasi layanan,” tuturnya.
Anton menegaskan, optimalisasi mesin EDC BSI menjadi salah satu langkah perseroan untuk melengkapi layanan e-banking BSI yakni BYOND by BSI, BEWIZE, BSI ATM/CRM, BSI QRIS dan BSI Agen.
Hal ini sejalan dengan komitmen BSI untuk memperluas jangkauan layanan transaksi, terutama segmen usaha yang dimiliki ritel dan UMKM.
“BSI menargetkan sekitar 30.000 mesin EDC untuk memfasilitasi nasabah dari berbagai segmen usaha,” katanya.
EDC BSI akan difokuskan pada merchant-merchant besar di bidang islamic ecosystem, lifestyle, fashion, modern ritel, rumah sakit, klinik kecantikan, food and beverages.
Maupun merchant-merchant potensial lainnya yang volume transaksi hariannya tinggi dan membutuhkan informasi cashflow yang cukup detail.
Anton menambahkan hingga Maret 2025, volume transaksi mesin EDC mencapai 2,1 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp600 miliar.
Angka ini naik mencapai 3.000% secara year on year, pada periode yang sama tahun lalu, volume transaksi di EDC BSI tercatat baru 33,6 ribu transaksi dengan nilai transaksi Rp19,1 miliar.
“Layanan e-banking BSI sudah lengkap. Kami optimis untuk membangun ekosistem layanan digital akan tumbuh lebih baik di tahun ini,” kata Anton.
Menurutnya BSI terus menggali potensial merchant segmen ritel dan UMKM untuk pemasangan EDC di lokasi usaha merchant sebagai opsi penerimaan transaksi pembayaran dari customer. (DS/S-01)