Serikat Pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menantang Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan jangan hanya membawa angin surga.
Serikat Pekerja PT Sritex juga ingin keberlangsungan usahanya berlanjut, pasca permohonan kasasi agar tidak dipailitkan dikandaskan Mahkamah Agung.
Mereka berharap pemerintah datang dan bisa menyelamatkan.
“Pak Noel (sapaan akrab wamenaker) datang jangan hanya membawa angin surga. Tapi bagaimana Sritex bisa selamat,” pinta Koordinator Sritex, Slamet Widodo di depan Wamennaker Immanuel Ebenezer.
Wamenaker telah empat kali datang ke pabrik raksasa tekstil tersebut. Dan hari ini, Rabu (8/1) kembali datang.
Menurutnya 50 ribu pekerja Sritex siap berjuang keras agar perusahaan tempat mereka bekerja tetap terus bisa operasional tanpa PHK.
Apalagi setelah Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi untuk pembatalan pailit yang sebelumnya diputus Pengadilan Niaga Semarang.
Demi keberlangsungan operasional Sritex, Serikat Pekerja Sritex pada 14 Januari nanti akan berdemo di Mahkamah Agung.
Mereka juga berdemo di empat kementerian yang ditugasi oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menyelamatkan raksasa tekstil di Asia Tenggara itu.
Slamet mengaku sangat bangga dengan Iwan Kurniawan Lukminto, sang dirut bersama manajemen Sritex yang tetap menyuruh 50 ribu pekerja bekerja seperti biasa.
Mereka bekerja dalam posisi perusahaan sudah dipailitkan, dan usaha diblokir.
“Di dalam benak kami, kalau Sritex dikatakan pailit itu ya hanya di mass media, sebab faktanya semua masih kerja dan dapat upah,” ungkap Slamet.
“Hanya soal hukum, yang harus tetap diperjuangkan. Nasib Sritex di tangan pemerintah,” kata Slamet sekali lagi.
Wamenaker dukung Serikat Pekerja Sritex
Pada saat sama Dirut Sritex Iwan Kurniawan Lukminto mengaku pihaknya masih mempunyai kesempatan untuk mengajukan proses hukum Peninjauan Kembali ( PK) ke Mahkamah Agung.
Di depan ribuan pekerjanya yang dihadirkan untuk mendengatkan arahan Wamenaker Immauel Ebenezer, Wawan menyatakan kekecewaanya.
Terutama mangkirnya kembali pihak kurator dari undangan pemerintah untuk duduk bersama dengan manajemen Sritex.
Sudah dua kali kurator tidak hadir ketika difasilitasi pemerintah untuk bisa duduk bersama dengan manajemen Sritex.
Mereka diminta duduk bersama guna membahas keberlanjutan usaha raksasa tekstil yang dipailitkan itu.
Wamenaker Immanuel Ebenezer tidak bisa menutupi rasa gusarnya dihadapan ribuan pekerja Sritex atas ketidakhadiran kurator tersebut.
Sehingga muncul pernyataan kerasnya bahwa tidak ada ruang negosiasi buat mereka yang menghancurkan nasib buruh dan pekerja.
Dia tegaskan negara bisa memaksakan kehendak, ketika kepentingan nasional diganggu.
“Negara sifatnya memaksa. Jika para bedebah ini ingin mencekik,maka kita berjuang dan melawan,” ujarnya dengan suara setengah emosi.
Ia tidak habis pikir bahwa langkah politik baik dari parlemen dan eksekutif akan kalah dalam upaya penyelematan Sritex.
“Jadi tidak ada negosiasi. Negara tetap kepada keputusannya, tidak boleh kalah,” imbuh dia.
Ia menyatakan perusahaan Sritex adalah wajah tekstil untuk Indonesia sehingga negara tidak akan tunduk kepada empat kurator dan satu hakim pengawas.
Sayangnya Noel tidak menjelaskan dengan tegas terkait upaya konkrit negara yang bisa memaksa kurator sehingga keberlangsungan usaha Sritex bisa berlanjut.
“Yang pasti kurator itu takut dengan doa para buruh. Jika ada PHK, maka mereka akan terus diburu. Pokoknya ada kejadian apa pun menyangkut buruh (Sritex), salahkan kurator,” pungkas Noel. (WID/S-01)