
UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) mengukuhkan komitmennya untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir Pantai Mendit di Desa Jangkaran, Temon, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang dilakukan pada Minggu (12/10) itu merupakan bagian dari kontribusi UNY dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), poin ke-14 (Kehidupan Perairan), dan poin ke-15 (Ekosistem Daratan).
Selain itu sekaligus memperkuat peran UNY dalam pemeringkatan UI GreenMetric (UIGM), yang menilai kampus berdasarkan praktik keberlanjutan lingkungan.
Bersihkan sampah
Kegiatan penanaman mangrove melibatkan sekurangnya 90 mahasiswa UNY dari berbagai fakultas termasuk sejumlah mahasiswa asing dari berbagai negara.
Dilanjutkan dengan pembersihan pantai. Sampah plastik, limbah rumah tangga, dan material anorganik lainnya dikumpulkan dan dipilah. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menciptakan ekosistem pantai yang bersih dan siap menerima penanaman mangrove baru.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Infomasi UNY Prof. Soni Nopembri dalam sambutannya mengatakan, dalam kegiatan ini mahasiswa selain bisa belajat lingkungan laut juga sekaligus belajar tentang mangrove sebagai salah satu ekosistem pantai.
“Penanaman mangrove ini dapat mendukung ekosistem pantai dan laut secara berkelanjutan,” katanya.
Cegah sedimentasi
Ketua Pengelola Wana Tirta Pantai Pasir Mendit, Warso menyambut baik kegiatan yang diinisiasi UNY tersebut.
“Mangrove bukan sekedar tanaman biasa namun juga bisa mencegah sedimentasi dan mitigasi bencana karena menyerap karbon dalam jumlah banyak” ungkap Warso.
Perjuangan Warso dalam membesarkan wisata mangrove ini dimulai pada 2009 dengan menanami 50.000 pohon bekerjasama dengan LPPSP Semarang. Lalu dibuka sebagai obyek wisata pada 2016 dan viral hingga sekarang.
Program kampus
Koordinator kegiatan, Isti Yunita, Ph.D., menyampaikan bahwa aksi ini bukan hanya kegiatan simbolis, tetapi bagian dari integrasi program kampus berkelanjutan dengan pendekatan langsung di lapangan.
“Mangrove berperan penting dalam mencegah abrasi, mendukung keanekaragaman hayati pesisir, dan menjadi bagian penting dari mitigasi perubahan iklim. Penanaman ini mendukung beberapa poin SDGs sekaligus meningkatkan skor keberlanjutan UNY dalam sistem UIGM,” ujar Isti.
Menurut Isti, pelestarian peduli lingkungan pesisir dengan membersihkan sampah plastik dan anorganik yang menumpuk di pesisir bertujuan mengurangi pencemaran laut serta menjaga ekosistem pantai tetap sehat.
Penanaman mangrove membantu mencegah abrasi, menahan sedimen, dan menjadi habitat penting bagi berbagai biota pesisir.Selain itu, kegiatan ini juga berafiliasi dengan mitigasi perubahan iklim.
Mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon jauh lebih besar dibandingkan hutan daratan. Dengan menanam mangrove, universitas turut berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan pesisir terhadap dampak perubahan iklim.
Lokasi penanaman dipilih berdasarkan data wilayah rawan abrasi dan penurunan kualitas ekosistem pesisir.
Libatkan masyarakat
Kegiatan ini juga melibatkan unsur masyarakat lokal, Wana Tirta serta Yayasan Lingkungan Hidup Kulon Progo, yang turut serta dalam penanaman dan edukasi lapangan.
Kolaborasi ini memperkuat prinsip partisipatif dan inklusif, sesuai dengan nilai-nilai dalam indikator UIGM, seperti pendidikan lingkungan, pengelolaan lahan, energi, sampah, dan transportasi ramah lingkungan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian masyarakat dan program UNY dalam konservasi lingkungan. Ke depan, UNY akan melakukan konservasi penyu serta mengembangkan kawasan edukatif berbasis pesisir sebagai bagian dari laboratorium alam terbuka.
“Kami ingin UNY tidak hanya unggul dalam akademik, tapi juga berperan aktif dalam pencapaian SDGs dan menjadi kampus yang ramah lingkungan sesuai indikator UIGM,” ujar Isti Yunita.
Melalui aksi nyata ini, UNY membuktikan diri sebagai kampus yang tidak hanya mendidik, tetapi juga turun langsung ke masyarakat dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. (AGT/N-01)







