
WAKIL Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki meninjau Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhut) serta Intelligence Center Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (31/10).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau langsung sistem pemantauan karhutla dan mengevaluasi kesiapan menghadapi potensi kebakaran hutan pada tahun-tahun mendatang.
Dalam peninjauan itu, Wamenhut melihat sejumlah aplikasi utama di Posko Dalkarhut, antara lain SIPONGI untuk pemantauan hotspot secara real-time, citra satelit BMKG untuk memantau sebaran asap lintas batas, serta aplikasi pemantau kualitas udara.
“Capaian penurunan luas karhutla sejak 2014 hingga 2025 merupakan prestasi luar biasa. Namun, kita tetap harus waspada,” ujar Rohmat Marzuki.
Usai peninjauan, Wamenhut memimpin diskusi koordinatif bersama Sekretaris Ditjen Gakkum Lukita Awang dan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Thomas Nifinluri. Diskusi membahas strategi menghadapi potensi El Niño 2027, yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko kebakaran seperti pada 2019 dan 2023.
“Kita punya waktu setahun untuk memperkuat antisipasi. Petakan lokasi rawan, ketersediaan air, dan penyebab kebakaran sejak sekarang agar intervensinya lebih tepat,” tegasnya.
Siklus Karhutla 2027 dan identifikasi penyebabnya
Wamenhut juga menyoroti pentingnya identifikasi penyebab karhutla di tiap wilayah, termasuk faktor sosial ekonomi dan indikasi pembakaran lahan disengaja. Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan pencegahan dan permintaan dukungan ke pemerintah daerah.
Selain itu, ia mendorong penguatan kerja sama dengan Ditjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan untuk pembangunan embung kecil di kawasan rawan karhutla sebagai sumber air alternatif, serta optimalisasi peran Masyarakat Peduli Api (MPA) dalam patroli dan sosialisasi di lapangan.
“Kita perlu memperkuat kapasitas dan jumlah MPA, terutama di wilayah yang rawan karhutla. Informasi dari pasukan lapangan seperti Manggala Agni dan MPA harus dikumpulkan secara rutin untuk menentukan lokasi patroli dan sosialisasi yang tepat sasaran,” jelasnya.
Menutup diskusi, Wamenhut Rohmat Marzuki menegaskan pentingnya koordinasi lintas unit di Kementerian Kehutanan dalam pengendalian karhutla.
“Tahun 2027 akan menjadi ujian besar bagi kita semua. Pengendalian karhutla merupakan tanggung jawab seluruh jajaran Kemenhut,” tandasnya. (*/S-01)







