
MIKROPLASTIK kini tidak hanya mencemari laut dan makanan, tapi juga ditemukan dalam air hujan di wilayah Jakarta. Temuan ini diungkap melalui penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menunjukkan partikel plastik berukuran sangat kecil telah terbawa angin dan turun bersama air hujan.
Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran di bawah 5 milimeter hingga satu mikrometer. Karena sulit terurai, partikel ini dapat bertahan lama di lingkungan dan berpindah dari udara ke tanah hingga ke air.
Secara umum, mikroplastik terbagi dua jenis: mikroplastik primer, yaitu partikel yang sejak awal berukuran kecil seperti microbeads pada produk kosmetik dan pembersih, serta mikroplastik sekunder yang berasal dari pecahan plastik berukuran besar seperti kantong belanja, botol minum, atau jaring nelayan.
Peneliti BRIN menjelaskan, temuan ini menandakan mikroplastik telah menjadi bagian dari siklus lingkungan. Plastik yang hancur di darat atau laut bisa terangkat ke atmosfer lalu turun kembali bersama hujan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Aji Muhawarman, menegaskan keberadaan mikroplastik di air hujan tidak berarti langsung membahayakan kesehatan.
“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujarnya dikutip dari laman Kemenkes, Kamis (31/10).
Menurut berbagai penelitian, manusia bisa terpapar mikroplastik melalui makanan, minuman, dan udara — misalnya dari garam, seafood, air kemasan, atau serat sintetis pakaian. Paparan jangka panjang dalam jumlah besar diduga dapat memicu peradangan jaringan tubuh. Bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel pada mikroplastik juga berpotensi mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin.
Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat bahwa mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu. Tingkat paparannya di populasi umum masih rendah dan menjadi fokus penelitian lanjutan.
Sebagai langkah pencegahan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan rumah, serta tidak membakar sampah plastik.
“Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan. Bukan karena air hujannya berbahaya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik,” tambah Aji.
Masyarakat juga diimbau membawa botol minum isi ulang, menggunakan tas belanja non-plastik, dan memilah sampah rumah tangga. Langkah kecil ini diharapkan dapat membantu menekan jumlah plastik di lingkungan serta mencegah terbentuknya lebih banyak mikroplastik di masa depan. (*/S-01)







