
INDONESIA Fuel Cell and Hydrogen Energy Society (IFHE) bersama dan PLN SC (Suku Cadang) dan PT Hidro Dinamika Internasional (HDI) menggelar acara Hydrogen Car Free Day di kawasan BNI Dukuh Atas, Jakarta pada Minggu (12/10). Acara ini menjadi wujud nyata sinergi lintas lembaga dalam memperkenalkan energi hidrogen sebagai solusi transisi menuju masa depan tanpa emisi karbon.
Dalam kegiatan itu, PLN SC berkolaborasi dengan PT HDI menampilkan satu unit mobil hydrogen hasil modifikasi Daihatsu Terios 2017 yang dikonversi menjadi kendaraan berbahan bakar hidrogen (hydrogen combustion vehicle).
Teknologi ini dikembangkan oleh tim riset HDI dengan sistem pembakaran hidrogen yang efisien, aman, dan ramah lingkungan. Hal itu menjadi bukti bahwa kendaraan konvensional dapat diubah menjadi kendaraan rendah emisi tanpa harus mengganti infrastruktur mesin secara total.
Sementara itu dua unit kompor hidrogen sebagai perwakilan dari produk berbasis hidrogen saat ini sedang dikembangkan oleh perusahaan. Demonstrasi ini menunjukkan bagaimana hidrogen dapat menjadi sumber energi bersih yang praktis dan terjangkau bagi kebutuhan rumah tangga di masa depan.
Kemandirian energi
“Hydrogen Car Free Day ini adalah langkah strategis untuk menunjukkan kesiapan bangsa dalam menghadapi era energi hijau. Ini bukan sekadar pameran teknologi, tetapi bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, BUMN, dan industri nasional,” ujar Ricky Cahya Andrian, VP Dekarbonisasi PT PLN.
President Director PT HDI, Rudiyana Supriadi menegaskan bahwa kendaraan dan perangkat hidrogen yang ditampilkan merupakan hasil riset rekayasa anak bangsa dengan konsep Hydro-Si System teknologi produksi hidrogen dari silikon hasil reduksi pasir silika lokal yang dikembangkan oleh HDI. Teknologi ini membuka peluang kemandirian energi berbasis sumber daya alam Indonesia yang melimpah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghasilkan teknologi hidrogen dari hulu hingga hilir dari pasir silika menjadi hidrogen, hingga penggunaannya dalam kendaraan dan peralatan rumah tangga. Ini adalah ekosistem hijau yang benar-benar lahir dari tanah air,” jelasnya. (Zahra/N-01)








