
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mendorong Jakarta Utara sebagai model nasional pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, saat meninjau langsung RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, pada Sabtu (28/6). Lokasi ini dinilai berhasil menerapkan sistem pengelolaan sampah yang aktif melibatkan masyarakat dan berkelanjutan.
“RW 05 telah menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berbasis masyarakat bisa berjalan efektif dan berdampak luas, baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan warga,” kata Hanif.
Lewat kolaborasi warga, teknologi tepat guna, serta program insentif sosial, RW 05 berhasil memilah 93,5% sampah rumah tangga. Sebanyak 970 dari total 1.037 rumah tangga rutin melakukan pemilahan sampah domestik.
Model yang diterapkan mencakup edukasi lingkungan, pengolahan sampah organik skala rumah tangga dan komunitas, serta pemberian insentif untuk mendorong partisipasi lintas usia. Beberapa program unggulan antara lain:
- Green House Sunter Muara: Memanfaatkan lahan sempit di pemukiman padat untuk urban farming, pengomposan, dan budidaya lele menggunakan wadah daur ulang. Sayuran ditanam di gang-gang sempit seperti Gang Dapoer Mak Demplon.
- Bank Sampah Sunter Muara (BSSM): Warga menukar sampah dengan kebutuhan dasar, seperti:
- Sedarah: Sampah ditukar layanan kesehatan.
- Bang Jali: Sampah ditukar token listrik.
- Sembako: Sampah ditukar voucher sembako.
- ATM-Ku: Sistem tabungan sampah berbasis buku tabungan.
- Biopond Maggot & Central Maggot: Sampah organik dapur diolah dengan larva black soldier fly untuk menghasilkan pakan ternak. Teknologi ini digunakan oleh 40 rumah tangga dan dikelola bersama di tingkat RW.
- Drop Point Sampah Organik Domestik (SOD): Titik pengumpulan sampah organik yang tersebar di beberapa RT dan dikelola mandiri.
- Penataan sanitasi lingkungan: KLH/BPLH juga mendukung pembangunan septic tank komunal untuk menghentikan pembuangan limbah langsung ke Kali Sentiong.
Kunci keberhasilan program ini terletak pada pendekatan partisipatif dan edukatif yang dijalankan secara konsisten. Melalui program KUPILAH (Kurangi, Pilah, dan Olah Sampah), edukasi dilakukan secara rutin oleh kader lingkungan, melibatkan ibu rumah tangga, remaja, hingga anak-anak, dengan dukungan organisasi internasional seperti Save the Children.
“Kita harus kerja keras bersama untuk mengatasi persoalan sampah ini. Saya harap khususnya di Jakarta Utara, bulan Juli sudah selesai proses pilah-pilih sampahnya,” tegas Hanif.
Inisiatif ini juga mendukung target nasional pengurangan sampah sebesar 52,21% pada 2025 dan pengelolaan 100% sampah pada 2029 sesuai Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah. (*/S-01)