
HARI puncak perayaan Tri Suci Waisak, 12 Mei lalu, jumlah pengunjung Candi Borobudur di Magelang, mencapai rekor tertinggi, yakni 45.000 orang atau tepatnya 45.914 orang. Angka ini lebih tinggi 25% dibandingkan dengan puncak perayaan Waisak tahun lalu yang tercatat sebanyak 36 ribu pengunjung.
“Angka tersebut merupakan total kunjungan baik pengunjung reguler maupun Umat Buddha yang mengikuti perayaan Waisak dan juga para pendukung acara,” jelas Dirut InJourney Maya Watono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/5).
Ia membenarkan rangkaian Waisak kali ini juga berbeda dari biasanya, tak hanya dihiasi oleh 2.569 lampion — yang menyimbolkan tahun Buddha sekarang — namun juga terdapat 450 drone yang menjadikan langit Borobudur semakin cantik dan magis.
Spiritual dan kultural

“InJourney mengucapkan terima kasih kepada Umat Buddha dan juga para pengunjung yang dengan tertib dan khidmat mengikuti seluruh rangkaian acara Waisak di Candi Borobudur. Antusiasme yang tinggi ini menunjukkan bahwa Candi Borobudur menjadi destinasi pariwisata yang dicintai seluruh masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama InJourney, Maya Watono.
“Momen ini jadi simbol ruang refeleksi bersama tentang pentingnya toleransi dan keberagaman di kehidupan berbangsa. InJourney melalui anak usaha kami, InJourney Destinations Management akan terus berkomitmen untuk melakukan pengelolaan kawasan Borobudur dengan bijak dan terus mengedepankan nilai-nilai spiritual dan kultural yang inklusif,” imbuhnya.
Tingginya antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Candi Borobudur selama Waisak, ujarnya turut mendorong kenaikan tingkat okupansi hotel dan homestay baik di sekitar Candi Borobudur, maupun kota yang berdekatan seperti Yogyakarta.
Homestay
Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur, Muslih mencatat 152 kamar homestay di kampungnya sudah terisi penuh sebulan sebelum Waisak. “Pemesanan kamar sudah dimulai sejak Februari dan mencapai puncak pada April,” katanya.
Sekitar 200 calon tamu yang tidak mendapatkan kamar diarahkan ke homestay lain di wilayah Kecamatan Borobudur yang memiliki sekitar 400 unit dan 800-1.000 kamar.
Libur panjang Waisak 2025 juga mendorong jumlah penumpang udara. PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports mencatat kenaikan jumlah penumpang di Yogyakarta International Airport (YIA). Dari sisi pergerakan pesawat, selama libur panjang Waisak tercatat ada kenaikan 14,71% menjadi 421 penerbangan, dari pekan sebelumnya 367 penerbangan.
Sementara akumulasi penumpang selama libur panjang Waisak mengalami kenaikan hingga 32,35% menjadi 59.787 penumpang, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 45.175 penumpang.
Dorong UMKM
Kenaikan okupansi dan juga meningkatnya penerbangan selama libur panjang Waisak ini akan memberikan dampak ekonomi yang besar. Multiplier effect dari penyelenggaraan Waisak semakin besar karena InJourney melibatkan UMKM dan juga tenaga kerja lokal untuk menyukseskan penyelenggaraan perayaan Waisak 2025.
“Kami turut melibatkan lebih dari 2000 UMKM dan hampir 2000 tenaga kerja lokal untuk mendukung penyelenggaraan rangkaian acara Waisak 2025. Kami berharap kesuksesan acara ini akan memberikan dampak ekonomi yang luas pada perekonomian daerah. Ini sesuai dengan komitmen InJourney untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berkesinambungan, yang memberikan dampak positif pada sosial dan ekonomi,” kata Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan. (AGT/N-01