
KETUA Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna mempersilakan anggota senat (SA) UPI atau pihak-pihak yang merasa tidak puas dan menilai terpilihnya
Prof. Didi Sukyadi sebagai Rektor UPI periode 2025-2030 karena adanya rekayasa dan tidak transparan. Ia pun mempersilahkan mereka mengadu ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Prof. Didi Sukyadi terpilih sebagai Rektor UPI menggantikan Prof. H. Solehuddin sesuai dengan aturan yang berlaku dan penetapan dilakukan dalam Sidang Pleno Khusus MWA pada Kamis (15/5) di Kampus UPI Bandung.
Dalam proses pemungutan suara yang berlangsung secara tertutup dan
demokratis, Prof. Didi memperoleh 28 suara, sementara dua calon lainnya, yakni Prof. Vanessa Gapar dan Prof. P. Yudi Sukmayadi tidak memperoleh suara.
Rektor resmi
Keputusan sidang pun menyatakan bahwa Prof. Didi Sukyadi resmi menjabat sebagai Rektor UPI berdasarkan SK MWA, dengan NIP 196706091994031003, pangkat Pembina Utama (IV/e) dan jabatan akademik Profesor di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra.
“Kami persilakan jika ada anggota MWA yang keberatan atas hasil pemilihan ini ke PTUN dan MWA siap untuk menghadapinya. Untuk diketahui anggota SA itu berjumlah 50 orang, jika ada segelintir atau beberapa orang yang tidak setuju, itu tidak mewakili suara seluruh anggota SA. Jadi bukan suara atau pendapat yang mewakili lembaga,” tegas Nanan.
Menurut Nanan setelah terpilihnya Rektor UPI yang baru, ia berharap semua pihak yang mungkin tidak setuju, untuk kembali bersama-sama demi kemajuan UPI di bawah kepemimpinan rektor baru. Ia menggarisbawahi
pentingnya sinergi antara seluruh elemen kampus untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.
“Tanggung jawab besar telah menanti. Perjalanan ke depan akan membutuhkan komitmen, kepemimpinan dan integritas yang tinggi,” jelas Nanan.
Empat kecerdasan
Nanan juga menekankan bahwa MWA memiliki peran penting sebagai pengambil kebijakan non-akademis yang mendukung kerja rektorat, SA dan para guru besar. Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya pengembangan empat kecerdasan utama yang harus dimiliki lulusan UPI di masa mendatang, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ), spiritual (SQ), dan fisik (PQ).
Dengan empat kecerdasan ini, lulusan UPI tidak hanya akan menjadi profesional yang kompeten, tetapi juga manusia yang bermartabat dan berintegritas.
Doktor linguistik
Prof. Didi Sukyadi yang lahir di Majalengka pada 9 Juni 1967 adalah seorang Guru Besar pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI. Dengan latar belakang pendidikan Magister Primary Education, University of London, dan Doktor Linguistik dari Universitas Indonesia, Didi telah menorehkan jejak akademik yang mengesankan.
Mantan Dekan Fakultas Bahasa UPI ini dikenal melalui karya-karya ilmiahnya yang produktif, tercermin dari berbagai publikasi di jurnal-jurnal terkemuka baik nasional maupun internasional, serta keterlibatannya sebagai pembicara utama di berbagai konferensi internasional.
Rekam jejak
Beberapa pencapaian akademiknya melalui platform seperti Google Scholar, Scopus, Sinta, dan ORCID ID membuktikan kontribusinya yang signifikan sehingga menerima penghargaan di bidang Artificial Intelligence (AI) Education for teachers di tahun 2024 dari Macquaire University.
Didi adalah akademisi di bidang Linguistik Terapan dan Semiotik yang telah lama berkarier di UPI. Ia menempuh: • S1 di IKIP Bandung • S2 di University of London • S3 di Universitas Indonesia (UI), sebelum
terpilih sebagai rektor, ia menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan (2020–2025) UPI dan memiliki rekam jejak panjang di lingkungan UPI. (Rava/N-01)