
INDONESIA kini sedang berada pada masa darurat percintaan yang ditandai dengan tingginya angka perceraian dan meningkatnya angka melajang.
Laporan Statistik Indonesia tahun 2024 menyebutkan sepanjang tahun 2023 tercatat telah terjadi 463.654 perceraian.
Sedangkan BPS melaporkan data proporsi warga lajang pada kisaran usia 15-49 tahun mengalami peningkatan hingga 37,2 persen.
Pencipta metode SOUL (Spirit of Universal Life), Bunda Arsaningsih menjelaskan penyebab utama tingginya angka perceraian dan angka lajang ini adalah luka masa lalu.
“Trauma akibat luka di masa lalu menjadi salah satu penyebab utama mengapa banyak yang memilih untuk sendiri,” kata pendiri Yayasan Cahaya Cinta Kasih tersebut, Selasa (17/2).
Arsaningsih mengemukakan beberapa hari sebelumnya di Bali telah menggelar workshop.
Tujuannya memberikan tawaran perspektif unik dalam upaya mencapai hubungan yang lebih harmonis.
Ia mengajak peserta untuk memahami esensi cinta sejati, dan mengeksplorasi rekaman negatif.
Terkait cinta dengan metode pengukuran radiasi energi bernama SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation).
“Konsep cinta yang bersifat romansa memang indah dan menjadi bagian penting dari kehidupan banyak orang,” kata Arsaningsih.
“Namun, cinta sejati memiliki makna yang lebih dalam. Cinta sejati adalah cinta yang universal, mencakup kasih sayang kepada semua makhluk, alam, diri sendiri, dan Tuhan,” lanjutnya.
Dengan demikian, imbuhnya, kita dapat merasakan cinta sejati dalam segala aspek kehidupan, cinta yang membebaskan, penerimaan tanpa syarat, dan terlepas dari egoisme.
Indonesia darurat percintaan anut hukum tabur tua
Pada kesempatan itu ia bercerita bahwa kehidupan kita ini menganut hukum tabur tuai. “Apa yang didapat adalah hasil dari apa yang kita tanam,” jelasnya.
Menurut dia, hukum tabur tuai ini mencakup interaksi dengan sesama, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
“Energi mengikuti pikiran, ketika kita terus berpikiran pasangan kita akan selingkuh, maka energi tersebut akan terekam di alam, dan mewujud,” jelasnya.
Sementara dalam sesi meditasi SOUL Reflection, Arsaningsih menuntun peserta untuk membersihkan energi negatif dalam diri dengan melibatkan kekuatan Tuhan.
Ia mengingatkan mendapat pembersihan rekaman negatif dalam diri dan diharapkan akan mengubah pola kehidupan yang lebih baik dan lebih harmonis. (AGT/S-01)