Rusia Kecam AS dalam Serangan Rudal Ukraina ke Krimea

  • Global
  • June 25, 2024
  • 0 Comments

RUSIA berjanji akan memberikan balasan setimpal  dalam serangan rudal Ukraina terhadap Sevastopol di wilayah pendudukan Krimea pada Minggu (23/6) yang menewaskan empat orang, termasuk dua anak-anak.

Mereka juga menyalahkan Amerika Serikat atas serangan tersebut. Sebab dengan senajata dari AS lah Ukraina bisa melakukan serangan.

“Sekitar 150 orang lainnya terluka dalam serangan itu ketika puing-puing rudal berjatuhan di pantai terdekatm,” kata seorang pejabat Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal yang digunakan oleh Ukraina adalah rudal ATACMS dan diprogram oleh spesialis dari AS.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut serangan itu biadab dan menuduh AS membunuh anak-anak Rusia.

Dia merujuk pada komentar Presiden Vladimir Putin, yang berjanji akan menargetkan negara-negara yang memasok senjata ke Ukraina.

Moskow mengatakan kematian dan cedera disebabkan oleh puing-puing yang berjatuhan, setelah pertahanan udaranya di Krimea mencegat lima rudal yang memuat hulu ledak cluster yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina.

BACA JUGA  Lengkap Tim Euro 2024 Jerman, Tiga Tempat Terakhir Diisi Georgia, Ukraina dan Polandia

Rekaman yang disiarkan di TV pemerintah Rusia menunjukkan kekacauan di pantai di daerah Uchkuyevka, ketika orang-orang lari dari puing-puing yang berjatuhan dan beberapa orang yang terluka dibawa ke kursi berjemur.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada hari Minggu bahwa semua rudal ATACMS diprogram oleh spesialis Amerika dan dipandu oleh satelit Amerika.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengulangi klaim tersebut dalam pertemuan di Minsk pada hari Senin, mengatakan bahwa sistem tersebut tidak dapat digunakan tanpa partisipasi langsung dari militer Amerika, termasuk kemampuan satelit.

AS telah memasok rudal ATACMS ke Ukraina selama lebih dari setahun. Sistem ini memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang sasaran hingga 300 km atau 186 mil jauhnya, menurut produsen Lockheed Martin.

Moskow mencaplok Krimea pada 2014 dan hanya segelintir negara yang mengakui semenanjung itu sebagai wilayah Rusia. Oleh karena itu, hal ini tidak termasuk dalam tuntutan AS agar Ukraina menahan diri dari menggunakan senjata yang dipasok Washington untuk menyerang wilayah Rusia.

BACA JUGA  Kerja Sama Strategis RI-Rusia Dituangkan Dalam Empat MoU

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan Ukraina membuat keputusan sendiri mengenai sasarannya dan melakukan operasi militernya sendiri.

Namun Peskov mengatakan kepada wartawan di Moskow pada hari Senin bahwa keterlibatan Amerika Serikat, keterlibatan langsung, yang mengakibatkan terbunuhnya warga sipil Rusia, tidak dapat dibiarkan tanpa konsekuensi.

“Waktu akan menentukan apa yang akan terjadi,” tambahnya.

Kementerian luar negeri Rusia memanggil Duta Besar AS Lynne Tracy pada hari Senin, dan Lavrov mengklaim bahwa keterlibatan AS dalam serangan itu tidak diragukan lagi.

Moskow telah berulang kali mengancam akan menargetkan negara-negara yang memasok senjata ke Ukraina, mengklaim bahwa negara-negara tersebut adalah sasaran militer yang sah.

Awal bulan ini, Putin berjanji untuk menargetkan negara-negara yang mempersenjatai Ukraina dalam pertemuan dengan kantor berita internasional.

BACA JUGA  Putin Komentari Serangan Ukraina ke Wilayah Kursk

“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kita dan menimbulkan masalah bagi kita, mengapa kita tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan. pada fasilitas sensitif negara-negara (Barat) itu?,” kata Putin.

Para pejabat Ukraina membela serangan tersebut dan menyebut Krimea sebagai target yang sah.

Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan semenanjung itu pada dasarnya adalah sebuah kamp militer besar yang katanya menampung ratusan sasaran militer langsung, yang Rusia coba sembunyikan dan tutupi dengan warga sipil mereka sendiri.(Bbc/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

INDONESIA kembali menegaskan komitmennya memperkuat peran masyarakat hukum adat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan dan aksi iklim global. Pernyataan ini disampaikan dalam forum Local Communities and Indigenous Peoples Platform (LCIPP) di…

20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

ANGGOTA parlemen Amerika Serikat merilis lebih dari 20.000 halaman dokumen dari harta warisan Jeffrey Epstein, finansier yang dipenjara atas kasus kejahatan seksual dan meninggal pada 2019. Sejumlah dokumen tersebut mencantumkan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

  • November 15, 2025
Penguatan Hutan Adat Jadi Fokus Indonesia di COP30

20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

  • November 15, 2025
20.000 Dokumen Jeffrey Epstein Dirilis, Nama Trump Ikut Terseret

Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

  • November 15, 2025
Operasi Merah Putih Ungkap Perambahan di Seblat

Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025

  • November 15, 2025
Bandung Tutup Special Olympic SE Asia Football 2025

Seorang Pria Ditangkap Usai Coba Merampok Rumah Nana

  • November 15, 2025
Seorang Pria Ditangkap Usai Coba Merampok Rumah Nana

Kemensos Kirim Bantuan untuk Korban Longsor Cilacap

  • November 15, 2025
Kemensos Kirim Bantuan untuk Korban Longsor Cilacap