
WARGA Palestina tidak memiliki hak untuk kembali ke Jalur Gaza. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena dua juta warga Palestins akan direlokasi ke negara-negara tetangga.
“Tidak, mereka tidak akan memilikinya, karena mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik,” kata Trump kepada Fox News.
“Saya berbicara tentang membangun tempat permanen untuk mereka,” tegasnya.
Klip wawancara tersebut dirilis sehari setelah Trump mengatakan bahwa ia berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza.
Rencana itu mendapat kecaman global atas rencana yang dia ungkapkan minggu lalu.
Otoritas Palestina dan kelompok bersenjata Hamas yang telah berperang selama 16 bulan melawan Israel telah menyebabkan kejancuran besar-besaran di Gaza.
Mereka menegaskan kembali bahwa tanah Palestina “tidak untuk dijual.”
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji proposal Trump sebagai “revolusioner dan kreatif.”
PBB telah memperingatkan bahwa setiap pemindahan paksa warga sipil dari wilayah pendudukan dilarang keras menurut hukum internasional dan perbuatan itu setara dengan pembersihan etnis.
Hal ini terjadi tiga minggu setelah gencatan senjata di Gaza.
Hamas telah membebaskan beberapa sandera Israel yang mereka tahan sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Militer Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 lainnya disandera.
Lebih dari 48.200 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Sebagian besar penduduk Gaza telah beberapa kali mengungsi, diperkirakan hampir 70% bangunan rusak atau hancur.
Ssstem kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan telah runtuh, serta terjadi kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat tinggal. (*/S-01)