SETELAH berjalan selama 4 tahun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menutup proyek Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies (ADLIGHT) di Bandung, Jawa Barat pada Rabu (8/5).
Perwakilan dari Direktorat Konservasi ESDM, Ardian Marta Kusuma menjelaskan, selama 4 tahun Proyek ADLIGHT, berbagai capaian
telah dirasakan dalam membantu industri LED menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Antara lain Penyusunan peta jalan lampu LED dan Survei Pasar bekerjasama dengan Balai Besar Survei dan Pengujian (BBSP) KEBTKE dan transformasi bisnis industri melalui pendampingan industri LED nasional dan industri jasa keuangan serta Penerbitan KepMen ESDM no.135.K/EK.07/DJE/2022 tentang SKEM dan Label Lampu LED dan KepMen turunannya terkait LSPro dan Lab Pengujian.
“Serta Penetrasi pasar lampu dalam negeri melalui pelaksanaan 25 pilot proyek di kabupaten/kota yang ada di Indonesia,” katanya.
Proyek ‘Memajukan Pasar Lampu Indonesia ke Teknologi Efisien Tinggi ADLIGHT, merupakan kerja sama Kementerian ESDM dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP). Proyek itu disetujui untuk didanai Global Environment Facility (GEF) pada 8 January 2020 lalu.
Menurut Ardian, proyek ini terdiri dari 3 komponen yaitu, dukungan kepada industri lampu lokal untuk mentransformasikan pasar ke arah sistem penerangan lampu yang berkualitas tinggi dan efisiensi energi tinggi. Mekanisme regulasi, serta pemantauan pasar, verifikasi dan penegakan hukum. Serta penerapan model bisnis baru, peningkatan kesadaran publik dalam rangka meningkatkan penetrasi dan aplikasi teknologi penerangan efisiensi tinggi.
“Kini proyek ADLIGHT dalam fase akhir dimana secara general proyek ADLIGHT telah dievaluasi baik dalam bentuk audit administrasi dan keuangan oleh independent auditor. Dengan hasil wajar tanpa pengecualian (WTP) dan terminal evaluation (TE) yang secara umum memberikan penilaian satisfactory (S),” ungkapnya.
National Project Manager ADLIGHT, Nasrullah Salim menambahkan, pihaknya melaksanakan 25 proyek percontohan di kabupaten/kota. Proyek percontohan tersebut untuk antara lain alat penerangan jalan di Lombok Barat, Dharmasraya, Palu. Wonosobo, Banjarmasin, Banyuwangi, Donggala, Sigi, Jambi, Sungai Penuh, Sumedang. Bandung, Garut, Klaten, Blitar, Lombok Tengah, Karo, Toba dan Sumba Barat Daya.
“Pasar lampu dalam negeri pada bangunan gedung turut di dorong melalui pilot proyek di gedung Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Soeradji Tirtonegoro di Klaten,” ucapnya.
Menurut Nasrullah, nanti yang mendapatan proyek percontohan akan memberikan pengalamannya, sebagai penerima hibah lampu LED dan peningkatan kapasitas tenaga teknis. Sepeperti penerima hibah di Desa Wisata Lombok Barat dan perumahan di Kementrian PUPR, yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Melalui pendampingan Kementerian ESDM dan Proyek ADLIGHT pada skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dalam konservasi energi Alat Penerangan Jalan. Proyek ADLIGHT juga berhasil mendukung Kabupaten Dharmasraya, menjadi KPBU Unsolicited pertama di Indonesia diikuti oleh Kabupaten Lombok Barat.
“Capaian overall proyek dalam penghematan energi dan reduksi emisi CO2 telah terlampaui, dari target akhir proyek yaitu penghematan energi di akhir proyek mencapai 86,41 GWh. Ternyata melebihi target sebesar 77,45 GWh dan reduksi CO2 di akhir proyek mencapai 80,96 kTCO2, melebihi target sebesar 62,58 kTCO2,” tuturnya. (RI/N-01)