PANITIA Nasional World Water Forum (WWF) ke-10 menggelar rapat persiapan pada Sabtu malam (20/4). Hadir dalam rapat tersebut lain Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menko Marvest, Luhut Binsar Pandjaitan, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, sejumlah pejabat dari beberapa kementerian terkait, sejumlah pejabat di Pemprov Bali dan Polda Bali serta Kodam IX Udayana Bali.
Panitia Nasional World Water Forum (WWF) Ke-10 melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga dari pusat hingga daerah. Ada beberapa agenda yang dibahas secara detail. Salah satunya adalah soal pengamanan WWF Ke-10 karena melibatkan banyak kepala negara.
Menurut Kapolri Jenderal Lystio Sigit Prabowo, pengamanan WWF Ke-10 akan dilakukan seperti pengamanan KTT G-20 yang juga digelar di Nusa Dua Bali beberapa tahun lalu.
“Polri telah menyiapkan skema pengamanan lengkap dengan kebutuhan jumlah personel,” ujarnya.
Secara spesifik Kapolri menjelaskan, skema pengamanan yang akan diterapkan tak jauh beda dengan pertemuan G20. Kali ini akan melibatkan 5.791 personel dari Mabes Polri, Polda Bali, Polda Jatim dan Polda NTB. Jajaran kepolisian akan tergabung dalam operasi pengamanan Puri Agung.
Sejalan dengan itu, pihaknya juga memetakan potensi kerawanan Kamtibmas yang berkaitan dengan dinamika pasca Pemilu dan menjelang Pilkada 2024. Pihaknya juga tetap mewaspadai ancaman teroris hingga potensi bencana alam.
Hal senada disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang memberi dukungan penuh untuk kelancaran pelaksanaan WWF ke-10. Dalam pengamanan WWF, TNI akan menurunkan 12.534 personel yang nantinya ditempatkan di sejumlah lokasi.
Personel TNI disiagakan dan siap mendukung jalannya pengamanan bersama Polri. Untuk pengamanan kepala negara dan pejabat setingkat kepala negara juga sudah disiapkan.
“TNI sudah menyiapkan pengamanan bagi kepala negara yang akan menghadiri WWF Ke-10 di Nusa Dua Bali,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno menyinggung tentang kemungkinan menjadikan kegiatan melukat (penyucian diri di sumber air suci, red) sebagai side event yang ditawarkan kepada para delegasi. Selain itu, ia juga menyampaikan ada banyak pertanyaan tentang sumbangsih perhelatan WWF untuk lingkungan, terkait emisi karbon yang disumbang oleh penerbangan para delegasi.
“Kami banyak menerima pertanyaan terkait ini, untuk itu perlu diagendakan kegiatan seperti penanaman mangrove,” cetusnya.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan selaku pimpinan Rakor menekankan agar lembaga kementerian yang masuk dalam kepanitiaan nasional all out menyukseskan kegiatan yang menjadi event internasional terakhir di era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo.
Ia pun kembali menyampaikan sejumlah penekanan Presiden Jokowi terkait persiapan penyelenggaraan WWF di Bali. Pertama, pembenahan venue yang akan digunakan termasuk bandara serta fasilitas pendukung lainnya seperti mangrove.
Selain itu, presiden juga menekankan perlunya promosi dan publikasi lebih intensif untuk meningkatkan partisipasi negara dari seluruh dunia.
“Bapak presiden juga mengingatkan perlunya manajemen yang well organized, detail dan akurat terkait akomodasi dan mobilisasi para delegasi dan venue atau lokasi kegiatan,” tambahnya.
Hal lain yang menjadi perhatian presiden adalah jamuan makan malam di GWK agar dipersiapkan dengan baik.
“Sejauh ini berbagai persiapan untuk menyambut perhelatan WWF ke-10 telah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Luhut menambahkan, pertemuan yang membahas isu air itu melibatkan delegasi dari 193 negara dan Indonesia secara khusus akan menyelenggarakan sesi kepala negara untuk meningkatkan komitmen politik terkait pentingnya air untuk pangan dan energi.
“Sebagaimana yang kita ketahui, ke depan air akan jadi masalah, lebih serius dari masalah energi yang bersumber dari fosil,” cetusnya.
Menurut Luhut, WWF ke-10 mengusung tema tema ‘Water Shared Prosperity’ atau Air untuk Kemakmuran Bersama. Mengacu tema yang diusung, WWF diharapkan menghasilkan deklarasi yang memuat kepentingan Indonesia terkait pentingnya manajemen sumber air bagi negara kepulauan.
“Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bisa membantu negara lain melalui deklarasi ini. Indonesia akan membawa komitmen yang tercapai di agenda WWF ke PBB untuk selanjutnya menjadi agenda di lembaga internasional tersebut,” bebernya. (Ard/M-01)