
TIM Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat meluncurkan terobosan baru melalui program PKK goes to school dengan menyasar 261 sekolah dasar. Gerakan itu melibatkan camat dan kelurahan untuk melakukan edukasi terhadap siswa tentang gizi, literasi dan pola hidup bersih.
Ketua Bidang TP PKK Kota Tasikmalaya, Rani Permayani Dicky Candra mengatakan, program PPK goes to school merupakan gerakan pertama di Indonesia untuk mengedukasi para siswa tentang gizi, literasi, cuci tangan dan pola hidup bersih. Namun, edukasi tersebut untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berakhlak sejak dini.
Baru pertama
“Kami akan berupaya bergerak melakukan edukasi tentang gizi, literasi, cuci tangan dan pola hidup bersih, mengingat sekarang ada kaitan dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Gerakan ini akan dilakukan menyasar 261 sekolah di Kota Tasikmalaya,” katanya, Selasa (20/5/2025).
Rani mengatakan, program PKK goes to school yang dilakukannya baru pertama di Indonesia. Karena, memang bagi anak harus mendapatkan kesehatan jasmani melalui konsumsi ikan kaya protein, omega 3, kalsium dan budaya mencuci tangan juga terus dikampanyekan sebagai langkah pencegahan penyakit menular.
“Kami ingin menanamkan kebiasaan makan bergizi dan hidup bersih sejak dini agar generasi penerus Kota Tasikmalaya bebas dari stunting dan kekurangan energi kronis. Namun, penguatan literasi menjadi fokus utama menekan pentingnya dalam membangun budaya membaca sebagai fondasi kecerdasan anak serta mendorong litersi agar masyarakat tak mudah terjebak hoaks,” ujarnya.
Turunkan stunting
Sementara itu, Ketua tim penggerak PKK Kota Tasikmalaya, Elvira Kamarrow mengatakan, program yang dilakukannya selama ini telah berjalan setiap hari. Ke depan akan berlanjut menyasar tingkat SMP supaya tahun ini dapat menurunkan angka stunting dan yang lebih pentingnya melakukan edukasi sejak sekolah dasar menjadi ujung tombak.
“Kami menyoroti soal anak bermasalah perilaku dan dikirim ke barak pendidikan karakter sebagai langkah positif jika sudah tidak bisa dibina di rumah atau sekolah. Namun, anak-anak juga tidak boleh bawa HP ke sekolah bagi kami mendukungnya dan kalau belajar ya belajar tapi adanya tugas digital bisa di luar waktu,” pungkasnya. (YY/N-01)