
RIBUAN petani pengguna irigasi teknis Dam Colo Timur di Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Sragen mempersoalkan penggunaan air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sebagai sumber air baku.
Sumber air baku dari Wduk Gajah Mungkur ini ada pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wosusokas, yang bakal beroperasi mulai Maret 2025.
Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong mempertanyakan keberadaan proyek SPAM Wosusokas itu.
Menurutnya apakah sudah ada kajian komprehensif karena faktanya kebutuhan air irigasi yang dialirkan melalui Dam Colo Timur itu tidak pernah mencukupi kebutuhan petani.
Air irigasi ini tidak mencukupi mengairi puluhan ribu hektar sawah teknis yang membentang dari Sukoharjo hingga Sragen.
“Realitas selama ini, air irigasi pasokan Dam Colo yang dibutuhkan untuk mengairi sawah sawah di Sukoharjo, Karanganyar dan Sragen selalu kurang,” kata Sarjanto Jigong kepada Mimbar Nusantara, Senin (10/2).
“Kalau kemudian ada proyek SPAM Wosusokas dengan debit sementara 200 liter per detik dari proyeksi kapasitas maksimal mencapai 750 liter per detik, jelas merugikan petani,” lanjutnya.
Dam Colo Timur jadi andalan petani
Terpisah Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA ) Suratno menimpali bahwa ketika pemerintah serius mempersiapkan penguatan swasembada pangan, pada saat sama persoalan sektor pertanian muncul.
Kini sudah bergeser dari sebelumnya selalu kesulitan pupuk, sekarang yang muncul persoalan kebutuhan air untuk keberlangsungan pengelolaan tanaman pangan.
“Apa yang diungkap Ketua GP3A Dam Colo Timur itu sangat realistis sekali,” ujarnya.
Menurutnya para petani pengelola sawah teknis dari Masaran, Sragen hingga perbataaan Jawa Timur, selama ini selalu kekurangan air.
‘Apalagi dengan adanya perubahan iklim yang kurang bersahabat, air irigasi menjadi kurang. Jadi sebaiknya dicarikan solusi yang tepat,” ungkap dia.
Kedua tokoh petani di dua kabupaten Solo Raya itu mengatakan, tidak mudah bagi petani mendukung peningkatan atau penguatan swasembada pengan.
Sebab kebutuhan irigasi air selalu mengalami kekurangan, meski didukung pompa summersible sekalipun. “Apalagi ekstensifikasi jelas perlu air irigasi banyak,” tandas Suratno lagi.
Baik di Sukoharjo, Karanganyar hingga Kabupaten Sragen ada lebih dari 40 ribu hektar sawah yang menggantungkan pasokan air irigasi Dam Colo Timur.
Belum lagi untuk pengelolaan sawah di Dam Colo Barat yang meliputi. Klaten bagian timur utara.
Setiap menjelang Oktober atau pengelolaan MT III, puluhan ribu hektar padi memanfaatkan teknis irigasi Dam Colo selalu terdampak penutupan pintu dam.
Pintu dam ditutup dengan alasan untuk pemeliharaan sedimen yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
“Kebijakan BBWS Bengawan Solo mengeringkan saluran induk Colo di bulan Oktober sepertinya akan tetap dilakukan tahun ini,” terang Sarjanto.
Dia tegaskan bila BBWSBS masih tetap menutup pintu dam untuk perbaikan saluran irigasi atau pengangkatan sedimen, maka ribuan petani GP3A berunjuk rasa,seperti tahun lalu.
SPAM Wosusokas sudah dikaji
Menteri PU Dody Hanggodo saat meninjau Dam Colo di Nguter, Sukoharjo menegaskan proyek SPAM Wosusokas telah melalui kajian matang dan tidak akan mengganggu irigasi.
Proyek SPAM dengan dana investasi sebesar Rp1,29 triliun yang bakal dioperasikan pada Maret nanti.
Pada tahap awal akan mengalirkan air baku dengan kapasitas produksi air sebesar 200 liter/detik dengan cakupan layanan di Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, dan Kota Solo.
Proyek SPAM Wasusokas merupakan bagian dari proyek strategis nasional mulai dibangun sejak 2016 dan ditargetkan beroperasi awal Maret 2025.
SPAM Wosusokas dikelola PT Tirta Utama Jawa Tengah Perseroda, dengan kerjasama melalui PDAM masing masing kabupaten dan kota di Solo Raya.
Berdasarkan data PT Tirta Utama Jawa Tengah, kapasitas pincak produksi air minum di SPAM Wosusokas akan mencapai 1.450 liter per detik.
Distribusi air dari SPAM Wosusokas yang dioperasionalkan Maret 2025 merupakan hasil pembangunan tahap I, dan akan dinaikkan jadi 750 liter per detik pada 2029.
Air curah yang berasal dari WGM Wonogiri itu akan didistribusikan ke empat daerah.
Rinciannya Kabupaten Wonogiri menerima 150 liter/detik, Sukoharjo 300 liter/detik, Solo 250 liter per detik, dan Karanganyar 50 liter/detik. (WID/S-01)