
PEMERINTAH Kabupaten Wonogiri berharap bantuan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 36 ribu vaksin dari Kementerian Pertanian segera sampai. Pasalnya, hanya dengan vaksin itu, sapi para peternak bisa kembali sehat.
Untuk itu mereka berharap vaksin PMK untuk jatah 2025 itu bisa segera sampai di Wonogiri, meski secata bertahap mulai Februari nanti. Sebab kalau sampai mundur atau tertunda, wabah PMK dikhawatirkan semakin sulit dikendalikan. Tercatat hingga 21 Januari, sudah 1536 hewan ternak sapi terinfeksi virus PMK, dan sudah 112 ekor sapi yang mati.
“Sementara stok 1300 dosis vaksin PMK diperkirakan habis disuntikkan pada akhir Januari ini. Mudah-mudahan vaksin bantuan Kementan itu tepat waktu, agar mampu meredam penyebaran PMK di 25 kecamatan se-Wonogiri,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujanto kepada Mimbar Nusantara, Selasa (21/1/2025).
Dia paparkan, 36 ribu dosis vaksin PMK itu merupakan jatah Kabupaten Wonogiri selama setahun ke depan. Dengan vaksinasi sebanyak itu, diharapkan populasi ternak sapi Wonogiri sebanyak 156 ribu ekor, bisa kembali sehat.
Pasar hewan tutup
Upaya pengendalian selain vaksinasi, adalah pengobatan atau pemberian vitamin, pakan hijauan dan konsentrat serta penyemprotan desinfektan di kandang maupun di pasar hewan. Bahkan untuk mengendalikan penyebaran, seluruh pasar hewan hingga akhir Januari masih ditutup.
“Instruksi bupati dengan melihat kondisi yang ada, kami sudah memperpanjang penutupan pasar untuk ketiga kalinya. Nanti setelah akhir Januari akan kita evaluasi perkembangan di lapangan,” imbuh Baroto.
Penyebaran virus PMK paling banyak terjadi di wilayah Wonogiri bagian selatan, yakni di Baturwtno dan Pracimantoro.
“Kasus PMK di Kecamatan Baturetno dilaporkan menginfeksi 266 ternak, lalu di Pracimantork sebanyak 234 ekor dan di Giriwoyo menyasar 196 ternak sapi. Ini jumlah besar di tingkat kecamatan,” imbuh dia.
Harga turun
Sejumlah peternak sapi dan domba di tiga kecamatan, berharap vaksin PMK segera tiba. “Tanpa vaksin PMK upaya penguatan kekebalan hewan ternak sapi rentan kena PMK dan ekonomi kita tidak terus terpuruk. Saat ini jika kita nekat menjual sapi sehat, harganya bisa turun lebih dari Rp5 juta dibandingkan saat sebelum PMK,” ungkap Samsul, peternak Pracimantoro.
Sementara Prihanto, peternak Desa Watusomo, Slogohimo, Wonogiri, mengaku empat sapinya baru saja mendapatkan vaksin PMK. “Kami siap vitamin dan pakan, pemerintah ya harus mengimbangi dengan vaksin, biar wabah cepat berlalu,” tegas dia diamini sesama peternak lainnya.
Pada bagian lain Kepala Bidang Veteriner Dispertan Wonogiri, Magdalena Pancaningtyas Utami menegaskan, agar terbebas dari virus PMK, idealnya semua sapi sehat harus divaksin.
“Ya kalau mau efektif semua sapi sehat harus divaksin. Itu pun semestinya diberikan sebanyak tiga kali dosis dengan jarak minimal enam bulan sekali. Tetapi karena ketersediaan vaksin terbatas, jadi apa yang ada harus tetap dimaksimalkan,” ujar Magdalena. (WID/N-01)