DINAS Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali mengaku melakukan sosialisasi kepada ratusan takmir masjid di wilayah kerjanya, sebagai persiapan menghadapi Idul Adha tahun ini. Tujuannya agar mereka bisa mengenali hewan korban yang sehat dan tidak terpapar penyakit ternak, seperti PMK (penyakit mulut dan kaki) yang masih menghantui kawasan Boyolali.
“Seiring situasi PMK yang masih menghinggapi sejumlah hewan ternak sapi di Boyolali, kami perlu berjaga-jaga dan mengantisipasi menjelang hari raya keagamaan, seperti Idul Adha yang semakin dekat. Kami perketat lagi lalu lintas hewan ternak sapi dan kambing,” ungkap Kepala Dinas Peternakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati di kantornya, Rabu (8/5).
Menurut dia, sejak muncul pelaporan tentang terjangkitinya puluhan hewan ternak sapi dari virus PMK di 3 kecamatan lereng Merapi, maka sapi sapi yang belum terjamah vaksin, terus digeber masif. Situasi kegentingan PMK langsung menurun. Sebagian besar yang terpapar berhasil disehatkan kembali.
“Tetapi kan tidak cukup dengan vaksinasi. Kami juga meminta para peternak menjaga betul kesehatan sentra ternak, mulai koordinasi dengan petugas kesehatan hewan, pelaksanaan disinfektan, baik di kandang maupu di penampungan,” imbuhnya.
Semakin mendekati Idul Adha, Disnakkan Boyolali juga sudah mengumpulkan para pedagang hewan ternak sapi dan kambing, serta para takmir masjid, agar bisa secara bersama sama mengenali hewan ternak yang akan dijadikan kurban
” Meski hewan ternak terkena PMK masih boleh dikonsumsi dengan cara pengolahan yang benar, tetapi menjadi tanggung jawab Disnakkan untuk memberikan sosialisasi. Sebaiknya yang menjadi hewan korban harus sehat,” tegas Lusia.
Menurutnua dengan berbagai langkah itu diharapkan, ternak yang dijual untuk Idul Adha 2024 semuanya aman. “Kami tidak ingin situasi pasar meredup. Tapi konsekuensinya, setiap penjualan harus ada rekomendasi dari pejabat otorotas veteriner (POV ), yang mengeluarkan surat sehat.
“Jadi kalau ada POV, berarti hewan yang dipasarkan pasti sehat, tidak rentan dari penyakit. Namun begitu tetap saja perlu disosialisasi, baik untuk pedagang dan juga para takmir yang nanti mengurus hewan kurban,” tegas dia sekali lagi.
Kabupaten Boyolali selama ini dikenal sebagai sentra ternak sapi besar di Provinsi Jawa Tengah, dengan populasi per April 2024 yang mencapai 85.871 ekor sapi potong, dan sapi perah 58.112 ekor. Sementara non-sapi yakni, kerbau ada 646 ekor, dan kambing 49.392 ekor.
Vaksinasi PMK di Boyolali dalam tiga tahun terakhir ini adalah, pada 2022 ada 75.477 ekor sapi divaksin, lalu pada 2023 sebanyak 60.000 ekor sapi dan pada 2024 ada 9.823 ekor sapi yang divaksin.
“Jadi total sudah menyasar 145.300 ekor sapi yang sudah divaksin,” pungkas Suciati. (Wid/N-01)