HASIL pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten tercatat 351 rumah rusak akibat bencana pergerakan tanah dan longsor yang terjadi dua pekan lalu.
“Semua rumah yang mengalami kerusakan itu diajukan untuk mendapatkan bantuan stimulan atau relokasi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, Rabu (18/12).
Untuk mendapatkan bantuan stimulan atau relokasi setelah keluarnya hasil rekomendasi penelitian dan pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Adapun 351 unit rumah yang rusak rinciannya 121 rumah rusak berat, 15 unit rusak sedang dan 215 unit rusak ringan.
“Kebanyakan rumah rusak akibat pergerakan tanah dan longsor. Warga terdampak masih di pos pengungsian,” kata Febby.
Untuk pos pengungsian di gedung SMPN 8 Desa Cidikit, Kecamatan Bayah sebanyak 67 Kepala Keluarg (KK) atau 180 jiwa.
Kemudian di tenda pengungsian Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara sebanyak 24 KK atau 81 jiwa.
BPPTKG telah melakukan penelitian dan pengamatan di beberapa lokasi terdampak tanah bergerak dan tanah longsor.
Titik lokasi yang diteliti di Desa Panyaungan Kecamatan Cihara, Desa Cimandiri Kecamatan Panggarangan, Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng, dan Desa Cidikit Kecamatan Bayah.
Bencana hidrometeorologi basah mulai dari banjir, longsor dan pergerakan tanah terjadi di 106 desa di 24 kecamatan di Kabupaten Lebak.
Kabupaten Lebak masuk kategori langganan bencana alam mulai banjir, longsor, pergerakan tanah hingga tsunami.
Bencana hidrometeorologi basah ini terjadi di 150 titik dan 1.958 unit rumah terendam banjir.
Banjir besar menyebabkan lima orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang luka-luka. Adapun estimasi kerugian material akibat bencana alam ini mencapai Rp11 Miliar. (*/S-01)