SIAPA yang tidak kenal dengan Danau Toba?Danau yang terletak di Sumatra Utara itu bukan sekadar danau melainkan sudah menjadi destinasi wisata.
Itu sebabnya Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) bermimpi Waduk Cengklik di Desa Ngargorojo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah bisa diberdayakan seperti Danau Toba yang menjadi destinasi wisata menjanjikan bagi para pelancong.
Potensi waduk tua warisan Belanda itu beberapa tahun terakhir semakin mengkilap, seiring seriusnya Pemkab Boyolali menata kawasan perairan yang menjadi sumber irigasi pertanian itu, sebagai tempat nongkrong istimewa bagi ribuan orang– terutama kawula muda–, kala hari menapak senja.
Keberadaan waduk komplit dengan pemandangan alam yang mempesona saat matahari hendak tenggelam diufuk barat itu, telah meyakinkan Pemkab Boyolali, untuk menjadikan Cengklik sebagai destinasi wisata sunset.
Di bagian timur waduk, sejak tiga tahun terakhir ini sudah banyak berdiri rumah makan dan cafe kopi, juga pusat oleh oleh khas Boyolali, di bagian selatan, serta puluhan home stay untuk para pelancong.
Tiap sore, ribuan pelancong lokal selalu berkerumun di pinggir waduk, sembari minum kopi dan jajanan lain, sembari menunggu waktu sunset. Mereka tertawa gembira, dan bergantian melakukan swafoto dengan berbagai gaya, berlatar belakang gunung Merapi – Merbabu yang disinari matahari yang hendak terbenam.
BBWSBS selaku kepanjangan Kementerian PUPR yang mengelola infrastruktur sumberdaya air wilayah Bengawan Solo, sadar akan pentingnya potensi Waduk Cengklik yang sudah multi fungsi, baik sebagai sumber irigasi pertanian untuk puluhan desa, air baku, budidaya ikan dan juga wisata air.
Karena waduk buatan 1928 itu acap kali dipenuhi eceng gondok yang meluas dan menutup permukaan, maka perwajahannya pun menjadi kurang sedap dipandang, disamping kualitas air terganggu, serta mengurangi produksi ikan air tawar setempat.
“Jadi harus sering dibersihkan, agar potensi waduk menjadi semakin maksimal dan bernilai ekonomi tinggi untuk masyarakat dan pemda dalam meningkatkan kepariwisataan,” ungkap Kepala BBWSBS, Mariyadi, Selasa ( 11/6) saat memimpin kerja bakti membersihkan enceng gondok.
Sepanjang hari itu, para petugas BBWSBS bersama prajurit TNI/Polri dan masyarakat pecinta alam melakukan keroyokan membersihkan enceng gondok yang memenuhi banyak.bagia Wadum Cengklik
“Kita punya mimpi, waduk ini bisa menjadi destinasi wisata menarik seperti Danau Toba di Sumatera Utara,” tutur Maryadi.
Yang menarik dari aksi bersih bersih untuk menata ekologi air dari gangguan eceng gondok, maka sampah gulma itu tidak untuk dibuang. Namun ‘panen’ eceng gondok itu akan diproduksi sebagai pupuk dan juga bahan biogas.
“Kami melihat potensi eceng gondok bukan hanya sebagai masalah, tetapi juga sebagai peluang ekonomi. Dengan pengolahan yang tepat, tanaman ini bisa menjadi sumber pupuk dan biogas, memberikan nilai ekonomi tambahan bagi warga sekitar,” imbuh Maryadi.
Gulma yang sering menutupi permukaan waduk, seluas 300 hektar itu, menjadi penghasilan petani, karena didaur ulang menjadi pupuk organik dan juga biogas. (WID/N-01)