Kenalkan Warisan Budaya, BPK Wilayah IX Gelar Kegiatan Bertajuk Cerita Citarum

  • Story
  • May 31, 2024
  • 0 Comments

MANUSIA dan alam sejatinya memiliki hubungan timbal balik dan bersifat saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alam agar dapat meneruskan kelangsunganhidupnya. Sebaliknya, alam membutuhkan manusia untuk menjaga dan melestarikan keberadaan alam serta sumber dayanya.

Sayangnya saat ini keadaan tersebut berjalan tidak seimbang. Manusia semakin mendominasi sehingga alam tidak diberi kesempatan untuk mempertahankankeberadaannya.

Banyak contoh kerusakan alam di berbagai belahan dunia mulai dari erosi,banjir, kekeringan hingga pencemaran sungai. Dari beberapa kasuskerusakan lingkungan, pencemaran sungai adalah yang paling dapatmembuktikan adanya campur tangan manusia.

Salah satu contoh adalahpencemaran sungai Citarum. Sungai Citarum dalam kondisi normal sangatmemberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat, di antaranya untukmengairi sawah dan kebun, tambak, dan kebutuhan MCK. Air di tigabendungan DAS Citarum juga telah digunakan sebagai Pembangkit ListrikTenaga Air (PLTA) Plengan, Lamajang, Cikalong, Jatiluhur, Saguling danCirata.Mengingat begitu besarnya manfaat aliran sungai Citarum, pemerintah terus mengupayakan pelestarian wilayah di sepanjang aliran sungai Citarum.

Upaya tersebut tentunya ikut melibatkan masyarakat sekitar.Proses pelibatan masyarakat dilakukan, diantaranya dengan cara melakukansosialisasi kebersihan lingkungan, gotong royong, dan pengawasan rutinterhadap ekosistem terutama di pinggiran Sungai, upaya yang dilakukantersebut kerap dilakukan.

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX sebagai salah satu UPT di bawahDirektorat Jenderal, Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan,Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)  pada tahun anggaran 2024 mengemas berbagai informasi seputar warisan di sepanjang DAS Citarum melalui kegiatan bernama Cerita Citarum’ .

BACA JUGA  Sekda Jabar Instruksikan Kepala Daerah Data Dampak Gempa Garut

Nama Citarum dan jejak peradaban di sepanjang Sungai Citarum merupakan bagian dari identitas citarum sebagai sebuah aliran sungai yang pada zaman dahulu telah dimanfaatkan sebagai jalur ulang alik berbagai komoditi baik dari hulu maupun hilir. Interaksi antaramasyarakat di hulu dan hilir pada mulanya hanya bertujuan untuk salingtukar komoditi.

“Dalam perjalanan sejarah, interaksi antara masyarakat dihulu dan di hilir kemudian turut pula mempengaruhi aspek sosial budaya yang beberapa di antaranya masih bertahan hingga kini dan menjadikannyasebagai warisan budaya benda dan takbenda pada DAS Citarum,” kata Direktur Pengambangan dan Pemanfatan Kebudayaan pada Kemendikbudristek,Irini Dewi Wanti Jumat (31/).

Warisan budaya

Menurut Irini, jejak peradaban Citarum yang dibuktikan dengan adanyatinggalan warisan budaya benda dan tak benda merupakan aset budaya yang penting untuk diketahui dan dipahami serta menjadi landasan perlakuankedepannya melalui penguatan informasi warisan budaya di sepanjang DASCitarum.

Berdasarkan hal tersebut, Balai Pelestarian Kebudayaan WilayahIX sebagai salah satu UPT di bawah Direktorat Jenderal Kemendikbudristektahun 2024 ini, mengemas berbagai informasi seputar warisan di sepanjangDAS Citarum melalui kegiatan bernama “Cerita Citarum”.

“Kegiatan ini akan mengajak sejumlah peserta untuk mengeksplorasiinformasi sekaligus menginformasikan warisan budaya di sepanjang DASCitarum kepada publik. Peserta yang diundang untuk mengikuti kegiatan ini terdiri dari para jurnalis, media instansi, organisasi profesi sertakomunitas. Kegiatan Festival Citarum sangat luar biasa, karena membuatnarasi terkait peradaban Citarum Nusantara,” ungkapnya.

BACA JUGA  Punya 709 Koperasi Aktif, Bandung Bisa Kembangkan Ekonomi Rakyat dan UMKM

Baik itu lanjut Irini, tentang alam juga tentang candi-candi yangmenjadi cagar budaya, bahkan mungkin sebagian sudah tidak bisaditemukan. Dan kegiatan ini konteksnya festival yang berkontribusimerevetaliasi kebudayaan. Terlebih kebudayaan merupakan bagian darisolusi permasalahan ekonomi bahkan mungkin lingkungan. Maka seperti inidiharapkan bisa dilakukan secara bersama-sama dan menghidupkan para pelaku budaya.

Selain itu, kegiatan festival ini juga dapat menjadi bahan lanjutan untuk para akademisi dalam melestarikan budaya danmenjadi cerita Citarum.

“Seperti dikatan sebelumnya, maksud dari kegiatan Cerita Citarum adalahmengajak peserta untuk berkunjung langsung ke beberapa obyek budaya yangmerepresentasikan bukti jejak peradaban pada DAS Citarum.”

“Denganmemperkenalkan dan menginformasikan warisan budaya pada DAS Citarummelalui media, menumbuhkan pemahaman masyarakat untuk berperan sertadalam melestarikan warisan budaya pada DAS Citarum,” tuturnya.

Untuk lokasi yang dikujungi oleh peserta didasarkan pada warisan budaya benda yang masih bertahan. Lokasi sebaran warisan budaya terpilih beradadi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, KabupatenPurwakarta dan Kabupaten Karawang. Lokasi kunjungan di Kota Bandung adalah Museum Geologi.

Hal pertama yang perlu diketahui peserta adalah pembentukan geologi awal Sungai Citarum yang sangat terkait denganterbentuknya Bandung Purba. Lalu kunjungan ke Kabupaten Bandung, ke SituCisanti dan Bojongmenje. Situ Cisanti merupakan titik awal atau hulu Sungai Citarum. Candi Bojongmenje merupakan candi yang masih beradadalam wilayah pinggiran sungai Citarum. Hal ini sesuai dengan buktiperjalanan masyarakat zaman dahulu yang kerap menandakan keberadaannya dengan membangun berbagai bangunan, termasuk bangunan religi.

BACA JUGA  Kabupaten Bandung Barat Siaga Potensi Kekeringan

Lokasi kunjungan di Kabupaten Bandung Barat adalah Gua Pawon yangmenjadi salah satu bukti keberadaan manusia Purba di wilayah cekunganBandung. Lokasi kunjungan ke Kabupaten Purwakarta adalah DermagaTalibaju dan Bendungan Jatiluhur. Dermaga Talibaju merupakan dermagayang pada masa dahulu kerap dijadikan sebagai “terminal” berbagaikomoditi yang dibawa baik menuju hulu maupun hilir.

Pemanfaatan sungai

Bendungan Jatiluhur merupakan salah satu contoh pemanfaatan sungai Citarum untuk dijadikansebagai sarana pembangkit listrik tenaga air.  Sedangkan ke KabupatenKarawang yang dikunjngi adalah Muara Bungin dan Kawasan PercandianBatujaya. Muara Bungin merupakan hilir Sungai Citarum yang pada masadahulu kerap dijadikan sebagai titik awal para pedagang melakukan barterkomoditi ke hulu sungai Citarum.

Kawasan Percandian Batujaya merupakansalah satu bukti adanya peradaban yang cukup masif dan dapat dilihatbukti tinggalan budayanya. Kawasan Percandian Batujaya kini dijadikansebagai lokasi persembahyangan umat Budha.Hasil dari publikasi peserta diharapkan dapat menggugah masyarakat untuklebih memperhatikan dan berperan aktif dalam pelestarian lingkunganmelalui berbagai kegiatan budaya di sepanjang Sungai CItarum.

Selebihnya, Publikasi yang dihasilkan juga dapat menjadi informasikabupaten/kota dalam penyusunan data pokok kebudayaan sebagai data dasaryang akan digunakan dalam penyusunan strategi kebudayaan nasional.(Rava/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Di Tangan Firman, Eceng Gondok Berubah dari Gulma Jadi Karya

DANAU Rawa Pening yang semestinya berwarna biru berubah menjadi hijau. Sejauh mata memandang, permukaannya tidak lagi terlihat air. Semuanya tertutup tanaman eceng gondok yang menjadi gulma. Ikan-ikan pun mati dan…

Bakso Viral di Sidoarjo Makan Sepuasnya cuma Rp15 Ribu

BERAGAM cara dilakukan penjual untuk menarik konsumen. Apalagi kini dengan makin merebaknya media sosial. Sarana itu benar-benar menjadi wadah yang efektif untuk promosi. Di Kabupaten Sidoarjo, misalnya. Ada kedai bakso…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Jokowi Perintahkan Kementerian Tuntaskan Data NPWP Bocor

  • September 19, 2024
Jokowi Perintahkan Kementerian Tuntaskan Data NPWP Bocor

Pencarian Dua Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Kalbar Terus Berlanjut

  • September 19, 2024
Pencarian Dua Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Kalbar Terus Berlanjut

Beruang Madu Korban Jerat di Bengkalis Dilepasliarkan

  • September 19, 2024
Beruang Madu Korban Jerat di Bengkalis Dilepasliarkan

BNPB Salurkan DSP untuk Penanganan Korban Gempa di Jabar

  • September 19, 2024
BNPB Salurkan DSP untuk Penanganan Korban Gempa di Jabar

Presiden Jokowi Resmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta Seksi I

  • September 19, 2024
Presiden Jokowi Resmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta Seksi I

Imel Kembali Harumkan Nama Jambi di Laga Wushu Putri

  • September 19, 2024
Imel Kembali Harumkan Nama Jambi di Laga Wushu Putri