
BAKAL Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bandung Jawa Barat dari Partai NasDem Muhammad Farhan, berkeinginan kembali mengaktifkan ruang atau galeri-galeri kesenian di Kota Bandung.
Reaktivitas galeri kesenian ini menjadi salah satu prioritas Farhan bila kelak terpilih sebagai Wali Kota Bandung periode 2024-2029.
Menurut Farhan, julukan Bandung sebagai kota kesenian harus terus dijaga.nSalah satunya adalah dengan mengaktifkan kembali ruang-ruang seni yang saat ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
“Mengembangkan ekosistem dunia seni sebagai inti dunia kreatif. Kalau bagus maka ekspresi industri bisa bermacam-macam. Mulai dari wisata karya seni, lukisan, patung atau pertunjukan seni,” ungkap Farhan dalam acara Deklarasi “Dukungan Simpul Ti Umah Urang Keur Bandung”, Senin (5/8).
Ia menambahkan bahwa tantangan Kota Paris van Java sebagai kota wisata sangat minim ruang pertunjukkan bagi para pelaku seni.
Gedung pertunjukan yang masih aktif menampilkan kesenian hanyalah Saung Angklung Udjo. “Sisanya, galeri-galeri kesenian seperi Rumentang Siang, justru mati dan tidak lagi dipakai,” jelas Farhan.
Menurutnya bila seseorang datang ke Bandung ingin melihat pentas seni budaya hanya ada di Saung Udjo. Para wisatawan tidak bisa melihat tontonan seperti Jaipongan, Tapekong, wayang dan lainnya.
“Jadi saya ingin nantinya gedung Rumentang Siang milik Pemprov Jabar harus kembali diaktifkan dan digeliatkan lagi kegiatan kesenian,” terang Farhan.
Dalam kesempatan tersebut Erland Effendy, musisi senior Bandung bersama puluhan pelaku seni di Kota Bandung mendukung Muhammad Farhan agar bisa maju dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung.
Dukungan itu karena para seniman menganggap Farhan sangat cocok untuk mengembalikan kembali ruh-nya sebagai kota kreatif.
Menurut Erland, saat ini para seniman di Kota Kembang kurang tersorot dalam berbagai aspek. Alhasil para seniman sangat minim dapat panggung yang berdampak pada kesejahteraannya.
“Kita butuh sosok pemimpin, yang bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat, terutama yang bergerak dalam bidang industri kreatif,” ujar Erland. (Rava/S-01)