
BAGI para penggemar saga John Wick, kehadiran film Ballerina boleh jadi menjadi hiburan tersendiri di tengah penantian bilakah film yang dibintangi Keanu Reeves akan kembali hadir di layar lebar.
Meski sejatinya, Ballerina bukan spin-off dari John Wick, namun film yang dibintangi Ana de Armas itu mampu menghibur dan bersinar sebagai film action thriller. Bahkan jika dibandingkan dengan keempat film John Wick, Ballerina seperti punya warna tersendiri; lebih brutal, sporadis, dan cederung naif.
Hal itu karena memang Eve Macarro (Ana de Armas) baru mengawali kariernya sebagai pembunuh bayaran, beda dengan John Wick yang sudah ingin pensiun dan kawakan. Sehingga setiap aksinya pun lebih terukur.
Sinopsis

Film diawali dari kisah Eve Macarro kecil (Victoria Comte) yang tinggal bersama ayahnya, Javier (David Castaneda), setelah kabur dari sekte yang dipimpin The Chancellor (Gabriel Byrne) di Hallstatt.
Namun, kehidupan mereka tidak pernah tenang. Mereka terus dikejar-kejar sekte itu yang tidak mengizinkan anggotanya keluar. Hingga pada akhirnya The Chancellor mengepung kediaman mereka. Javier sempat memberi perlawanan dan membunuh beberapa anggota, tetapi pada akhirnya ia tewas dalam pelukan Eve akibat terkena tembakan.
Eve kemudian ditemui manajer hotel Continental, Winston Scott (Ian McShane).
Winston yang mengetahui latar belakang ayah Eve kemudian diajak menemui The Director (Anjelica Huston), pimpinan Ruska Roma.
Di tempat itulah ia mengikuti latihan balet sambil belajar bertarung dan menembak. Berapa tahun kemudian ia mulai mendapat tugas lapangan. Namun, di selat-sela itu ia tetap mengusung dendam pribadi, membalas kematian ayahnya.
Meski sempat dilarang The Director, lantaran mereka punya perjanjian dengan Ruska Roma, namun Eve tidak bergeming. Ia tetap lanjut menjalankan misi balas dendam itu. The Director terpaksa meminta bantuan John Wick (Keanu Reeves) untuk menghentikannya.
Ulasan
Kendati film Ballerina, diklaim bukan spin-off dari saga ikonis John Wick. Namun film yang disutradari Len Wiseman dan naskahnya ditulis Shay Hatten itu tidak bisa dilepaskan dari John Wick.
Bagi penggemar semesta John Wick pasti tahu bahwa film ini berlatar antara peristiwa John Wick: Chapter 3 – Parabellum (2019) dan John Wick: Chapter 4 (2023). Namun bagi bukan penggemar John Wick ada baiknya melihat film itu dulu sebelumnya.
Apalagi kemudin sang Baba Yaga (John Wick) kemudian benar-benar ikut beraksi di sepertiga akhir film. Bahkan the Bogeyman–julukan lain John Wick yang sejatinya ditugasnya untuk menghentikan Eve, justru malah ‘membantunya’ dan membiarkan dia melanjutnya usahanya dalam membalas dendam.
Dari segi cerita, Ballerina sebenarnya sangat sederhana, yakni misi balas dendam. Tema itu banyak diangkat di film-film action lain. Namun memang eksekusi adegan film ini yang membuatnya lebih bekilau.
Ditambah lagi kehadiran sang legenda Baba Yaga di penghujung film. Pertanyaan kritis kita akan kemampuan seorang pembunuh bayaran pemula bisa mengobrak-abrik seisi desa yang dipenuhi para pembunuh bayaran bisa tertutupi.
Selain itu, penampilan Ana de Armas dalam film bergere action juga layak diacungi jempol. Setidaknya Eve Macarro di tangan Ana de Armas dapat menjadi penerus John Wick jika Keanu Reeves benar-benar pensiun. (*/N-01)