PEMERINTAH terus memberikan bantuan pompa air untuk sawah, untuk mengantisipasi musim kemarau panjang tahun ini, dan sekaligus upaya menggenjot peningkatan produksi padi, berikut mengerem laju importasi beras.
“Pompanisasi ini bukan hanya di Jateng, atau Karanganyar, namun di seluruh provinsi yang diperkirakan akan mengalami kekeringan panjang, dari Juli, Agustus, September hingga Oktober mendatang,” terang Presiden Jokowi ketika mengecek kondisi sawah tadah hujan di Dukuh Ngrawan, Dusun Sangiran, Desa Krendowahono, Kabupaten Karanganyar, Rabu (29/6).
Dalam kegiatan pengecekan bantuan pompa di Sangiran, Presiden didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Pj Gubernur Jateng Nana Sujana dan Pk Bupati Karanganyar, Timotous Suryadi. Kegiatan pompanisasi ini bersamaan dengan panen MI II padi varietas Ciherang milik petani dati Kelompok Tani Guyub Rukun.
Menurut Jokowi, dengan pompanisasi ini maka target produksi padi tahun ini yang semula 9,8 juta ton, diharapkan bisa bertambah 1,3 juta ton. ” Memang tidak banyak, hanya penambahan 1,3 juta ton,” imbuh Presiden Jokowi.
Dia menambahkan, meski penambahan tidak banyak, diyakini akan mampu meredam laju importasi beras. Sehingga untuk menguatkan harapan itu, seluruh daerah melakukan gerakan pompanisasi ini dengan serius.
Saat ini, lanjut kepala negara, Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan TNI terus bergerak simultan mendistribusikan pompa kr seluruh provinsi. Seperti di Jateng, yang akan didistribusikan Kodam IV/Diponegoro sebanyak 4300 unit.
” Jadi sekali lagi, dengan pompanisasi diharapkan bisa menutup kebutuhan lahan, dengan pengolahan air sungai maupun air tanah. Bahkan di Klaten tadi, pompanisasi dengan menyedot air sungai di masukkannke irigasi teknis,” tegas Jokowi sembari menambahkan, pemerintah juga akan mengupayakan hujan buatan untuk kebutuhan air sawah selama musim kemarau.
Dengan berbagai antisipasi, mulai pompanisasi dan hujan buatan itu, harapannya panen maksimal tidak hanya terjadi pada musim tanam pertama, tetapo juga berlanjut pada panen tahun tanam kedua dan ketiga.
” Sehingga sekali lagi harapan kita, bahwa pompanisasi juga sebagai menekan impor. Jadi arahnya kesana, yakni inpor menjadi tidak semakin besar,” pungkas Presiden Jokowi sambil berjalan menuju sawah.
Perlu diketahui, bahwa sawah tadah hujan seluas 10 hektar di Dukuh Ngrawan, Dusun Sangiran, Desa Krendowahono selama ini hanya bisa dipanen dua kali dalam setahun. Sebagian lahan itu menjadi persawahan padi sejak 2005. Sebelumnya merupakan tegalan dan sebagian masih pemukiman yang sering banjit saat musim hujan.
” Yang wajib ya panen sekali, tetapi itu pun kadang tidak bagus hasilnya. Pada panen MT I lalu, boleh bilang gagal karena sergaoan wereng dan juga limpasan banjir,” tukas Nasrulloh, petani setempat kepada Media Indonesia.
Ketua Klomtan Guyub Rukuh Sangiran, Setu Wibowo mengatakan, dengan adanya pompanisasi dari Sungai Cemara ini, harapannya petani bisa tanam dan panen dua kali, dan syukur bisa tiga kali. ” Terimakasih dengan pompa bantuan presiden, sehingga petani mengelola tanam padi secara maksimal setiap musim tanam,” ungkap dia. (WID/N-01)