
DARI 44,9 juta warga yang sudah mendaftar program Cek Kesehatan Gratis, sebanyak 41,89 juta di antaranya sudah menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasilnya ditemukan 3 jenis penyakit yang paling banyak dialami masyarakat, yakni sakit gigi, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan diabetes mellitus (gula darah).
Tingginya angka jumlah penderita sakit gigi mendapat perhatian khusus dari Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada, drg. Asikin Nur, M.Kes, Ph.D. Menurut Asikin, tingginya jumlah penderita sakit gigi ini disebabkan lemahnya kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
“Kebiasaan menjaga kebersihan mulut seharusnya terbentuk secara konsisten,” kata Asikin, Rabu (22/10).
Makanan dan minuman manis
Dia menyebutkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan maraknya penderita sakit gigi antara lain kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang mengandung glukosa tinggi. “Makanan yang mengandung glukosa tinggi justru meningkatkan resiko sakit gigi,” ujarnya,
Hal lainnya, katanya, Kondisi kebersihan gigi dan mulut yang buruk ternyata juga ikut mempengaruhi. “Sakit gigi umumnya kurangnya kesadaran atau pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut hingga minimnya akses terhadap layanan fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Untuk mencegah kena sakit gigi dan mulut, Asikin menganjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulut secara rutin minimal setiap enam bulan sekali, tanpa menunggu munculnya keluhan seperti sakit gigi.
“Kebiasaan menunda pemeriksaan hingga terasa nyeri sering kali membuat kondisi menjadi lebih serius dan memerlukan penanganan medis yang memakan waktu serta biaya cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan kesadaran bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati,” jelasnya.
Langkah preventif
Untuk menurunkan jumlah penderita sakit gigi di masyarakat, Asikin menilai perlu diperkuat program edukasi yang dapat dilakukan sejak dini, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.“Langkah preventif yang bisa diambil dengan meningkatkan edukasi agar kesadaran menjaga kesehatan gigi dan mulut meningkat,”ungkapnya.
Menurutnya pemenuhan dan pemerataan kebutuhan tenaga kesehatan gigi dan mulut, seperti perawat gigi dan dokter gigi, juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Upaya ini perlu dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, mendapatkan akses yang setara terhadap pelayanan kesehatan gigi yang memadai.
“Adanya pemerataan tenaga kesehatan, warga masyarakat dapat lebih mudah memperoleh pemeriksaan, perawatan, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut,” katanya.
Infrastruktur kesehatan
Ia menyebut peningkatan jumlah dan distribusi tenaga profesional di bidang ini juga akan mendukung tercapainya target kesehatan nasional yang berfokus pada pencegahan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Yang tidak kalah penting, imbuhnya, pemerintah perlu mendorong peningkatan akses ke fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil untuk mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Langkah ini mencakup pembangunan dan perbaikan infrastruktur kesehatan, penyediaan tenaga medis yang memadai, serta pemanfaatan teknologi seperti telemedicine untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses. (AGT/N-01)









