
MENANGGAPI peristiwa jatuhnya batu meteor di wilayah Cirebon, dosen Teknik Geologi UGM Dr. Nugroho Imam Setiawan menjelaskan bahwa fenomena tersebut bisa dipandang dari dua sisi: berkah ilmiah dan potensi musibah.
Menurutnya, dari sisi ilmiah, meteorit memberikan banyak manfaat karena bisa menjadi sumber informasi penting mengenai komposisi batuan tata surya, umur bumi, serta sistem pembentukan planet.
“Melalui meteorit, kita bisa mengetahui komposisi batuan di sekitar bumi, memperkirakan umur meteorit yang juga memberi petunjuk tentang umur bumi, dan memahami proses yang terjadi di tata surya,” ujarnya, Kamis (16/10).
Namun, Nugroho menegaskan bahwa untuk memastikan keaslian kandungan meteorit, proses pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara khusus dan sesegera mungkin setelah jatuh.
“Semakin cepat diambil, semakin baik. Kalau terlalu lama, meteorit bisa bercampur dengan tanah dan lapuk, sehingga mengurangi keasliannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, salah satu kandungan organik yang kadang ditemukan dalam meteorit adalah asam amino, yakni komponen dasar penyusun kehidupan. Namun, zat ini bisa hilang sebelum mencapai permukaan bumi karena suhu tinggi saat menembus atmosfer.
“Jika meteorit memiliki pori-pori untuk melindungi asam amino, kandungan itu bisa bertahan. Tapi jika tidak, unsur organiknya akan terkikis dan hilang,” terangnya.
Di sisi lain, Nugroho mengingatkan bahwa jatuhnya meteorit juga bisa membawa dampak destruktif, terutama jika ukurannya besar dan jatuh di area pemukiman atau laut.
“Beberapa peristiwa pernah menimbulkan kerusakan besar, bahkan tsunami,” katanya.
Meski demikian, ia menilai risiko tabrakan besar asteroid dengan bumi sangat kecil, karena atmosfer bumi berfungsi sebagai pelindung alami.
“Atmosfer membuat benda ruang angkasa yang besar hancur lebih dulu sebelum mencapai permukaan bumi. Tapi potensi jatuhan meteorit tetap ada karena banyak asteroid mengorbit di sekitar bumi,” pungkasnya. (AGT/S-01)







