Integrasi Competency Based Assessment dan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum SMK

SISTEM pendidikan kejuruan seyogianya selaras dan dinamis mengikuti perkembangan dunia pendidikan pada era globalisasi yang juga harus relevan dengan tuntutan perkembangan teknologi dan dunia kerja, karena muara dari suatu proses pendidikan kejuruan adalah dunia kerja. Sistem pendidikan yang dilaksanakan pada pendidikan kejuruan seyogianya mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membelajarkan diri dalam mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan profesional yang dapat dimanfaatkan pada dunia kerja.

Perkembangan sistem pendidikan ini akan berimplikasi pada pengembangan alat penilaian terutama pada pelaksanaan uji kompetensi di SMK. SMK memiliki peranan yang penting dalam menyiapkan lulusan yang berkualitas dan siap kerja yaitu dengan dibekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja. Pembelajaran di SMK berorientasi pada kompetensi kinerja yang relevan dengan tuntutan kompetensi di industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA), sehingga harus terintegrasi pula dengan sistem penilaian yang merujuk pada standar IDUKA.

Pembelajaran di SMK menerapkan pendekatan Competency Based Training dan Production Based Training, sehingga berimplikasi terhadap penilaian hasil belajar untuk mengintegrasikan Competency Based Assessment (Penilaian berbasis kompetensi). Pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi dengan sistem penilaian di SMK masih perlu terus dikembangkan melalui berbagai riset untuk menghasilkan model penilaian yang standar, sehingga akan mengurangi kesenjangan (mismatch) antara SMK dengan IDUKA. Model penilaian berbasis kompetensi dapat digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tuntutan dunia kerja dalam melakukan tugas atau menyelesaikan masalah dan mengolah informasi secara tepat. Penerapan Competency Based Assessment di SMK diarahkan untuk mengukur dan menilai performansi peserta didik dalam kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif; baik secara langsung pada saat melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung, yaitu melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja.

BACA JUGA  Romo Magniz: Tiga Hal yang Harus Diperjuangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Dalam melakukan riset integrasi penilaian dalam pembelajaran merupakan bagian dari pengembangan kurikulum yang dapat dikaji dari berbagai dimensi yaitu Curriculum Construction, Curriculum Implementation dan Curriculum Evaluation. Curriculum Construction adalah kurikulum sebagai ide yang menjadi dokumen kurikulum sebagai rujukan pada tingkat satuan pendidikan yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan kurikulum setelah tahun 2000 kita mengenal Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kurikulum 2013 dan sekarang dikenal kurikulum merdeka.

Curriculum Implementation adalah kurikulum yang diimplementasikan pada tingkat satuan pendidikan oleh guru. Dari implementasi kurikulum akan diperoleh hasil belajar yang dapat dijadikan rujukan dalam evaluasi kurikulum (Curriculum Evaluation). Curriculum Evaluation bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data sebagai bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah perlu direvisi atau tidak, bahkan kemungkinan untuk diganti.

Dunia kerja

Penerapan Competency Based Assessment dapat diintegrasikan pada pembelajaran di SMK, karena dalam proses pembelajarannya berorientasi pada dunia kerja. Ciri dari penilaian berbasis kompetensi penekanannya pada tujuan dan suatu penilaian yang mengacu pada kriteria. Ini berarti bahwa penilaian tersebut menilai kemampuan seseorang atau keberhasilan berdasarkan kriteria, bukan membandingkan kemampuan seseorang dengan orang lain di dalam kelas. Penilaian hanya dibuat “kompeten” dan “belum kompeten”. Penerapan penilaian berbasis kompetensi diperlukan seperangkat instrumen standar yang memenuhi syarat validitas, reliabiltas, fleksibel dan adil.

Dalam proses pelaksanaan penilaian berbasis kompetensi dapat dilakukan melalui prosedur meliputi tahap Planning, Collecting, Judging, Deciding. Apabila untuk kepentingan uji kompetensi keahlian dan harus mendapat pengakuan dari IDUKA dalam bentuk penerbitan sertifikat, maka dilanjutkan pada tahap Moderation dan Certification.

Tahap ini merupakan kegiatan verifikasi antara penilai internal dan eksternal untuk menentukan kesepakatan memberikan keputusan terhadap capaian kompetensi peserta didik yang kompeten dan belum kompeten. Bagi peserta didik yang dinyatakan telah kompeten dapat diberikan rekomendasi untuk penerbitan sertifikat keahlian sesuai kompetensi yang diuji.

BACA JUGA  Meningkatkan Peran Meta-Analisis dalam Evaluasi dan Mengembangkan Matematika

Riset Integrasi Competency Based Assessment dan Pembelajaran di SMK telah menghasilkan luaran berupa instrumen penilaian kinerja pada uji kompetensi keahlian Tata Busana dan Akomodasi Perhotelan.

Model penilaian keahlian Tata Busana berbasis Standar Kompetensi Nasional di SMK sebagai studi pendahuluan untuk menghasilkan model konseptual yang akan diimplementasikan pada pembelajaran yang terintegrasi dengan penilaian pada pendidikan kejuruan. Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Research and Development melalui tahapan: Studi Pendahuluan, Pengembangan dan Uji Model. Untuk menghasilkan model penilaian yang relevan dengan tuntutan kompetensi di dunia kerja melibatkan praktisi dari dunia usaha dan dunia industri di bidang busana, sebagai expert judgement dan penilai eksternal pada pelaksanaan uji level di SMK Program Keahlian Tata Busana. Dari Research and Develompment ini dihasilkan model penilaian mencakup tahap perencanaan penilaian, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian dan rekomendasi capaian kompetensi peserta didik.

Competency Based Assessment diintegrasikan dalam pembelajaran produktif di SMK Akomodasi Perhotelan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) Hotel. Penilaian berbasis kompetensi yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai produk inovatif untuk mengukur capaian kompetensi peserta didik secara komprehensif pada pembelajaran praktik turndown service dalam bentuk instrumen penilaian dengan menggunakan digital. Digital Competency Based Assessment memiliki kebaruan dikaji dari aspek teknologi informasi, indikator penilaian, kegunaan dan materi uji sudah disesuaikan dengan SOP industri perhotelan mencakup tahap persiapan, proses dan hasil praktik.
.
Penelitian lanjutan dilakukan pada kajian respon usability dari pengguna, untuk menganalisis tingkat kebermanfaatan penerapan digital assessment untuk menilai kompetensi di dunia kerja. Respon usability dianalisis dari pendapat praktisi yang terlibat sebagai penilai eksternal pada saat praktikan melaksanakan magang atau praktek kerja lapangan di IDUKA yang relevan dengan bidang keahliannya. Penilai eksternal sebagai pengguna digital assessment dalam menilai kompetensi kinerja praktikan di IDUKA memberikan respon sangat setuju ditinjau dari aspek learnability, efficiency dan satisfaction.

BACA JUGA  Pendaftaran PPDB Hari Pertama Via Online di Jabar Eror

Learnability ini salah satu indikator pada usability yang digunakan untuk mengetahui seberapa mudah pengguna dalam mempelajari website yang digunakan dalam memenuhi task yang ada. Efficiency adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui efisiensi menurut para pengguna dalam melakukan beberapa task yang tersedia pada aplikasi. Satisfaction adalah indikator yang menjelaskan tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan website dalam melakukan penilaian kinerja yang sesuai dengan standar industri.

Kajian yang telah diuraikan dalam naskah pengukuhan ini dapat dimaknai bahwa, kurikulum pendidikan kejuruan dirancang untuk memberi kesempatan berkembangnya kompetensi kerja yang relevan dengan permintaan pasar kerja. SMK sebagai pendidikan kejuruan harus mampu memberi ruang gerak pada diri peserta didik untuk mengembangkan dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat memberi kontribusi terhadap kecakapan hidup di lingkungan masyarakat. Keberhasilan ini akan berimplikasi pada peningkatan kompetensi lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA), sehingga melalui pendidikan kejuruan yang semakin berkembang akan membantu mengatasi pengangguran di Indonesia.

Prof. Dr. Yoyoh Jubaedah, M.Pd

(Guru Besar Ilmu Kurikulum dan Pembelajaran PKK UPI)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

MENJELANG diberlakukannya Coretax System oleh pemerintah pada Januari tahun depan, jumlah Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah dipadankan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sudah mencapai 75.939.355 hingga 3 Desember…

Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

SETELAH beritanya sempat viral akibat ‘dihina’ Gus Miftah dalam sebuah acara pengajian, pedagang es bernama Sonhaji akhirnya mendatangi kediaman Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Padukuhan Tundan, Purwomartani, Kalasan,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

  • December 4, 2024
Masih Ada 0,68 Persen NIK yang belum Dipadankan

Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

  • December 4, 2024
Datangi Ponpes Ora Aji, Sonhaji Maafkan Gus Miftah

Menangi Sengketa Pemilu, Eep Minta Keadilan Mahkamah Partai

  • December 4, 2024
Menangi Sengketa Pemilu, Eep Minta Keadilan Mahkamah Partai

Pertamina Tambah Layanan Menghadapi Liburan Nataru

  • December 4, 2024
Pertamina Tambah Layanan Menghadapi Liburan Nataru

KPU Kota Bandung Gelar Rekapitulasi Suara Pilkada Bandung

  • December 4, 2024
KPU Kota Bandung Gelar Rekapitulasi Suara Pilkada Bandung

Wakil Bupati Sleman Minta Kendalikan Harga Saat Nataru

  • December 4, 2024
Wakil Bupati Sleman Minta Kendalikan Harga Saat Nataru