
BANYAK jemaah Indonesia saat tiba di tanah suci mengalami stress akut dan gangguan penyesuaian diri. Hal itu hasil data pelayanan kesehatan yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Dokter spesialis jiwa di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ mengungkapkan bahwa ada beberapa penyebab jemaah menjadi stress akut.
Mulai dari tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara,tanpa pendampingan dari keluarga dapat menjadi pemicu stres signifikan bagi jemaah.
Dilansir dari laman Kemenkes, banyak jemaah, terutama lansia atau mereka memiliki kerentanan sebelumnya mengalami kesulitan beradaptasi.
“Stress dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis,” ujar dr Kusufia.
Menurutnya penting bagi sesama jemaah maupun pendamping atau keluarga untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kejiwaan.
Ia menekankan bahwa deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah jemaah.
Beberapa ciri yang bisa dikenali pada jemaah terkena stress akut yaitu
Perubahan perilaku mencolok pada jemaah. Bila jemaah awalnya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba mudah tersinggung dan menyendiri.
Kedua, susah tidur atau insomnia mulai dari sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari atau merasa tidak segar setelah tidur.
Ketiga, adanya kecemasan atau ketakutan yang berlebihan. Keempat, kebingungan terhadap tempat, waktu, dan orang (disorientasi). (*/S-01)