
SMKN 3 Yogyakarta secara resmi mendeklarasikan diri sebagai Sekolah Damai. Sekaligus menjadi pilot project nasional dalam pengembangan budaya damai di lingkungan pendidikan kejuruan.
Melalui kegiatan bertajuk Peace Day 2025, lebih dari 1.400 siswa, guru, dan tenaga kependidikan bersama-sama menyuarakan pentingnya toleransi, empati, dan komunikasi yang beradab sebagai nilai dasar hidup bersama.
Dalam keterangan tertulis diterima Mimbar Nusantara, Senin (28/4), kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama dengan Tim Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Juga Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan Universitas Negeri Malang.
SMKN 3 Yogyakarta tidak hanya mengangkat tema perdamaian sebagai kampanye semata. Sekolah tersebut tetapi juga mengimplementasikan nilai-nilai tersebut ke dalam sistem pendidikan sekolah secara menyeluruh.
Sebagai pilot project Sekolah Damai, SMKN 3 Yogyakarta melaksanakan pendekatan menyeluruh yang mencakup pembelajaran, layanan bimbingan dan konseling.
Serta manajemen sekolah yang mendukung ekosistem damai melalui beberapa program unggulan seperti Peace Day, Gerakan Berbicara Tanpa Kata-kata Kasar, dan Peace Corner sebagai ruang aman untuk ekspresi siswa.
Sekolah Damai menciptakan lingkungan kasih
Kepala SMKN 3 Yogyakarta, Widada, menegaskan bahwa Peace Day bukan sekadar seremoni, melainkan momentum transformasi budaya.
“Kata-kata yang baik akan menciptakan tindakan yang baik, dan tindakan damai akan menciptakan lingkungan yang penuh kasih,” ujar Widada.
“Karena itu, kami menyatakan SMKN 3 Yogyakarta sebagai Sekolah Damai dan pelopor Gerakan Berbicara Tanpa Kata-kata Kasar,” tegasnya.
Ia pun mengajak semua pihak menjadikan SMKN 3 Yogyakarta tempat belajar hidup dalam damai.
“Mari jadikan SMKN 3 Yogyakarta bukan hanya sebagai tempat belajar ilmu, tetapi juga tempat belajar hidup dalam damai,” tutup Kepala Sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sarbini menambahkan bahwa kehadiran Peace Corner merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan mental siswa.
“Peace Corner bukan sekadar ruangan. Ia adalah tempat curhat yang hangat, sudut seni yang membebaskan, dan tempat hening yang menyembuhkan,” ungkapnya.
Beberapa kegiatan mendukung Peace Day yaitu Senam Damai, Deklarasi Sekolah Damai, Penandatanganan Pesan Damai, serta Launching Peace Corner. (*/S-01)