
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa salah satu pekerjanya tewas dan beberapa lainnya terluka setelah kompleks PBB di Gaza diserang dan mengalami kerusakan, Rabu (19/3).
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyalahkan serangan Israel dan melaporkan bahwa lima pekerja asing yang terluka parah telah dibawa ke rumah sakit.
Namun militer Israel membantah telah menyerang kompleks UN di Deir al-Balah. Insiden ini terjadi setelah Israel mengumumkan bahwa mereka melanjutkan pertempuran di Gaza setelah dua bulan gencatan senjata.
Gelombang serangan yang dilancarkan Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 400 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negaranya telah “melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh.”
Sehari setelahnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka memperluas operasi darat di Gaza hingga ke koridor Netzarim, yang membelah bagian utara dan selatan wilayah tersebut.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukan mereka bergerak ke daerah itu untuk menciptakan “zona penyangga sebagian” antara Gaza utara dan selatan.
Komplek PBB Diserang Bukan Kecelakaan
Kantor Proyek Layanan PBB (UNOPS) mengatakan bahwa bahan peledak dijatuhkan atau ditembakkan ke gedung komplek PBB tersebut.
Direktur Eksekutif UNOPS, Jorge Moreira da Silva menyebut insiden itu sebagai “bukan kecelakaan” dan menekankan bahwa “personel dan fasilitas UN harus dilindungi oleh semua pihak.”
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal UN, António Guterres, mengatakan bahwa dua wisma tamu telah terkena serangan dan menyerukan penyelidikan penuh terhadap insiden tersebut.
Sementara Unicef melaporkan lebih dari 130 anak tewas akibat serangan mematikan dari Israel.
Beberapa serangan dilaporkan menghantam tempat perlindungan darurat yang dihuni oleh anak-anak dan keluarga yang sedang tidur. Hal itu menjadi pengingat tragis lainnya bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Serangan terbaru ini terjadi sementara bantuan penyelamatan jiwa masih terhalang untuk masuk ke Gaza, semakin meningkatkan risiko bagi anak-anak.
Serangan terbaru ini terjadi sementara bantuan penyelamatan jiwa masih terhalang untuk masuk ke Gaza, semakin meningkatkan risiko bagi anak-anak.
Sudah enam belas hari sejak truk terakhir yang membawa bantuan kemanusiaan berhasil menyeberang ke Gaza. Selain itu, pasokan listrik ke pabrik desalinasi utama telah terputus, secara signifikan mengurangi jumlah air layak minum yang tersedia. (*/S-01)