ALL Eyes on Rafah menjadi trending dunia saat ini. Gambar AI itu telah diunggah sekitar 47 juta warganet di seluruh dunia termasuk pesohor Bella Hadid, Gigi Hadid, Mark Ruffalo, Dua Lipa, Susan Sarandon, Angelina Jolie, Jenna Ortega, Priyanka Chopra, dan Kareena Kapoor.
Festival Film Cannes yang baru saja berlangsung memperlihatkan aksi sejumlah pesohor memakai simbol-simbol Palestina seperti gambar semangka. Di kampus Harvard, sejumlah mahasiswa saat wisuda membentangkan tulisan dukungan terhadap perdamaian di Palestina.
Gerakan untuk menghentikan aksi genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap kota terakhir di Palestina, Rafah menjadi perhatian dunia. Presiden AS Joe Biden tidak ada reaksi terhadap aksi sadis dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina yang kini berada dalam teror luar biasa. Dia juga tidak merespons tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Bahkan teman dekatnya dan mantan partnernya Barack Obama yang aktif menyuarakan isu-isu HAM terhadap warga kulit hitam memilih tidak bersuara untuk menegur Israel agar menghentikan aksi serangan militer yang sangat brutal. Banyak warga dunia mengkritiknya karena diamnya itu.
Rakyat Palestina menyatakan bahwa mereka tidak takut mati, tetapi takut hidup karena ketika bayi-bayi Palestina terlahir, mereka tidak berumur panjang sebab terbunuh oleh granat, bom dan bedil dari kaum zionis.
Gerakan yang dilakukan oleh warganet di seluruh dunia ini menjadi sebuah gerakan moral dan gerakan kemanusiaan yang menginginkan warga Palestina hidup bebas, damai, berdaulat dan merdeka. Dan terbukti semakin bertambah negara-negara yang mengakui keberadaan negara Palestina karena mereka menginginkan perdamaian di Palestina. Palestina telah mengibarkan bendera Spanyol, Norwegia dan Irlandia di Tepi Barat karena ketiga negara ini telah mengakui kedaulatan negara Palestina.
Prancis pun akan menyusul mengakui kedaulatan Palestina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Indonesia terus mengajak semua negara mengakui negara Palestina seperti dilakukan oleh Irlandia, Spanyol dan Norwegia.
Lahirnya All Eyes on Rafah
Lahirnya gerakan All Eyes on Rafah berawal dari pernyataan Richard Peeperkorn,perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Saat berbicara kepada wartawan Februari lalu, Peeperkorn mengatakan bahwa semua mata tertuju pada Rafah (All Eyes on Rafah). Hal itu mengacu pada aksi pasukan Israel yang terus menghujani bom dan peluru ke berbagai penjuru dan kamp pengungsian di Rafah.
Pernyataan Peeperkorn ini terus diulang-ulang oleh para aktivis dan pejabat-pejabat di dunia, dan kata All Eyes on Rafah menggema di mana-mana.
Akhirnya muncul kutipan kata All Eyes on Rafah yang digunakan sebagai tagline untuk mengingatkan warga dunia terhadap aksi kejam Israel terhadap rakyat Palestina. Lahirlah poster digital All Eyes on Rafah bergambar kamp pengungsian di Rafah yang telah dikepung oleh kendaraan militer Israel. Beredarnya poster digital ini berbarengan dengan agresi militer yang dilakukan Israel selama tiga minggu ini yang menimbulkan kemarahan publik.
Sebuah timing yang tepat membuat jutaan manusia di dunia tergerak untuk membela Palestina dan mengecam aksi kejam dilakukan Israel. Selain poster digital, gambar semangka juga masih berseliweran di jagat maya.
Pemberitaan yang cukup massif terhadap kejahatan Israel ini menyebabkan International Criminal Court (Pengadilan Kriminal Internasional/ICC) resmi mengajukan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Jaksa ICC Karim Khan menyatakan selain Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga masuk dalam daftar orang yang akan diadili oleh ICC terkait aksi genosida terhadap warga sipil Palestina. (S-0