
KEPOLISIAN Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) memastikan akan melakukan investigasi menyeluruh terkait ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menewaskan puluhan santri.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan, penyelidikan akan ditindaklanjuti dengan proses hukum setelah pencarian seluruh korban selesai dilakukan.
“Jelas nanti akan ada proses hukum, tetapi yang utama saat ini adalah penanganan kemanusiaannya terlebih dahulu,” ujar Nanang, Senin (6/10).
Ia menjelaskan, tim penyidik tengah mengumpulkan data terkait konstruksi dan kronologi robohnya bangunan empat lantai tersebut. Investigasi akan dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli konstruksi dan keselamatan bangunan.
“Semua aspek akan ditelusuri, mulai dari perizinan, struktur bangunan, hingga pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan bahwa kepolisian telah bergerak cepat untuk menyelidiki insiden tersebut.
“Saya dengar kepolisian sudah bergerak dan memanggil sejumlah pihak untuk diperiksa,” ujarnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (7/10).
Dari sisi penanganan korban, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut seluruh korban tertimbun sudah ditemukan. Deputi III Tanggap Darurat BNPB Mayjen Budi Irawan mengatakan, total 63 jenazah telah ditemukan dari reruntuhan bangunan.
“Alhamdulillah seluruh jenazah yang hilang telah ditemukan, meski ini masih bersifat perkiraan,” kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (7/10). (*/S-01)







