
RATUSAN warga korban lumpur Lapindo menjalankan ibadah sholat Idul Adha 1446 Hijriah, di seberang tanggul penahan lumpur Desa Jatirejo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo, Jumat (6/6). Momen sholat ied itu sekalian dijadikan ajang silaturahmi.
Pasalnya mereka saat ini tinggal terpisah di desa berbeda, bahkan banyak yang di daerah lain, termasuk Kabupaten Pasuruan.
Kegiatan sholat Idul Adha warga bekas korban lumpur Lapindo, diselenggarakan di halaman Masjid Nurul Azhar, Desa Jatirejo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Lokasi tersebut sebenarnya sudah menjadi milik negara, karena sudah mendapatkan uang ganti rugi dari uang APBN.
Namun keberadaan masjid Nurul di sana masih aktif digunakan, termasuk pelaksanaan sholat Idul Adha tahun ini. Warga yang menjalankan sholat Idul Adha ini, juga dari berbagai desa berbeda, bahkan dari Kabupaten Pasuruan, Malang, Surabaya dan Mojokerto.
Temu kangen

Mereka yang dulu tinggal satu desa, sudah pindah di tempat berbeda. Maka kegiatan ibadah sholat Idul Adha, sekalian dimanfaatkan warga untuk bersilaturahmi.
“Saya sekarang tinggal di Pasuruan tapi setiap kegiatan sholat ied pasti ke sini,” kata Suwarni.
Pembina Yayasan Nurul Azhar, M Mirdasy mengatakan, kegiatan ini digelar rutin setiap tahun sebagai bentuk temu kangen antarwarga korban lumpur.
“Ini bukan sekadar salat Id, tapi ajang mempertemukan kembali warga lama. Banyak dari mereka yang kini tinggal di kota lain, tapi setiap tahun selalu menyempatkan datang,” kata Mirdasy.
Kegiatan ini, kata Mirdasy, sekaligus menjadi pengingat bahwa tragedi lumpur Lapindo belum sepenuhnya hilang dari ingatan para korban. Menurutnya, meskipun sudah puluhan tahun, rasa kehilangan itu masih terasa. Lewat kegiatan seperti itu, mereka bisa menjaga silaturahmi dan semangat persaudaraan.
Bukan sekadar seremonial
Sholat Idul Adha ini dengan katib Ustad Rafi Ardiansah Naim. Dalam khutbahnya Ustad Rafi meminta jamaah, untuk meneladani kurban Nabi Ibrahim.
“Idul Adha bukan hanya seremonial. Ini pelajaran spiritual untuk tunduk sepenuhnya pada perintah Allah. Nabi Ismail AS dengan ikhlas rela dikorbankan. Dari sini kita belajar mengalahkan ego dan tidak membesarkan diri sendiri,” kata Ustad Rafi
Pada Idul Adha tahun ini, juga ada hewan kurban, dari warga yang kebanyakan bekas korban lumpur Lapindo. Terdiri dari lima ekor sapi dan seekor kambing. (OTW/N-01)