
SEKRETARIS Daerah Jawa Tengah, Sumarno meninjau panen perdana udang vaname di Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut (BBIAPL) Kelas A Tugu, Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Selasa (3/6).
“Kita lihat di lokasi ini, meskipun letaknya di tengah kawasan industri Wijayakusuma, hasilnya tetap bagus. Dari sisi kualitas udangnya sangat baik,” ucapnya.
Panen ini menjadi penanda keberhasilan teknologi budidaya berkelanjutan yang dijalankan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah.
“Ini bentuk pemanfaatan aset sekaligus contoh konkret bagi masyarakat. Budidaya udang vaname ini bisa jadi peluang besar, karena secara waktu dan biaya sangat efisien,” kata Sumarno.
Tiga petak tambak B4, B6, dan B7 yang dipanen hari ini menghasilkan total biomass lebih dari 3.100 kg udang vaname, dengan usia tebar 76 hari. Seluruh kolam menggunakan pakan dari Charoen Pokphand Irawan
Harga jual udang vaname berkisar Rp60.000-Rp65.000/kg. Estimasi pendapatan dari panen kali ini mencapai Rp96 juta, dengan keuntungan bersih sekitar Rp28,4 juta setelah dikurangi biaya operasional.
“Harapannya, pemerintah melalui Dinas Kelautan berperan sebagai fasilitato memberi dukungan kepada nelayan dan petambak agar mereka bisa berusaha secara mandiri,” jelasnya.
BBIAPL Tugu merupakan bagian dari BBIAPL Kelas A yang membawahi tiga unit utama yaitu BIAP Tugu Semarang, BIAP Maribaya Tegal, dan PBIAL Karimunjawa Jepara.
Unit Tugu berfokus pada budidaya udang vaname dengan sistem tambak HDPE dan pengawasan kualitas air yang ketat.
Pada 2021, balai ini sempat mencatat prestasi melebihi target produks menghasilkan 11 ton ikan konsumsi dari target awal 8 ton.
Keberhasilan ini terus dilanjutkan sebagai langkah nyata dalam mendorong sektor budidaya air payau dan laut yang ramah lingkungan dan punya nilai ekonomi tinggi. (Htm/S-01)