
PENANGANAN bencana banjir di Kabupaten Demak dan Grobogan, Jawa Tengah, masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD provinsi dan kabupaten, SAR, serta para relawan.
Masyarakat terdampak telah dievakuasi dan dilokalisasi di titik-titik pengungsian. Bantuan logistik juga telah dikirim ke lokasi terdampak.
“Kami sudah mengerahkan Satgas, BPBD, dan dinas terkait. Saat ini situasi mulai berangsur normal. Sejumlah pengungsi sudah kita lokalisasi dan bantuan logistik telah disalurkan,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di sela acara Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta, Selasa (20/5).
Banjir di Demak disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi yang memicu luapan Sungai Tuntang. Selain itu, tanggul sungai tersebut jebol di dua titik, yakni di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Ahmad Luthfi mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian PUPR untuk segera melakukan normalisasi.
“Sungai Tuntang ini merupakan kewenangan pemerintah pusat, dan kami akan dorong percepatan penanganannya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyatakan bahwa tim langsung bergerak ke lokasi tak lama setelah menerima laporan bencana. “
Langkah pertama adalah evakuasi warga terdampak, terutama kelompok rentan. Langkah berikutnya adalah penanganan teknis bersama instansi terkait,” ujarnya.
Banjir di Demak dan Grobogan, ribuan orang terdampak
Banjir di Kabupaten Demak mulai terjadi pada Minggu (18/5) pukul 18.00. Berdasarkan data BPBD Jateng per Senin (19/5) pukul 18.00, banjir telah berdampak pada 11.662 jiwa dari 2.903 Kepala Keluarga di 11 desa.
Sebanyak 153 rumah tergenang, 18 fasilitas umum, 13 fasilitas pendidikan, 3 fasilitas kesehatan, dan sekitar 270 hektare lahan pertanian ikut terdampak.
Bergas menambahkan bahwa data ini bersifat dinamis karena tim masih terus melakukan asesmen dan penanganan di lapangan.
Saat ini, sejumlah titik di Desa Kembangarum tidak bisa dilalui akibat tingginya genangan. Ketinggian air di wilayah Sayung mencapai 20–70 cm, sedangkan di jalan utama Kalisari–Genuk sekitar 20–40 cm.
Selain Demak, banjir juga melanda Kabupaten Grobogan. Sebanyak 10 desa terdampak banjir sejak Jumat (16/5) pukul 22.30.
Penyebabnya antara lain hujan lebat, sistem drainase yang buruk, serta jebolnya tanggul Sungai Kliteh, Sungai Renggong, dan luapan dari Sungai Tuntang.
Hingga Selasa (20/5), banjir di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, belum surut, dengan ketinggian air mencapai 50–150 cm.
Jebolnya tanggul belum tertutup karena aliran dari persawahan terus mengalir ke Kali Renggong melalui titik kebocoran tersebut. (Htm/S-01)