RIBUAN santri, pengasuh pondok pesantren dan kalangan ormas Islam se Daerah Istimewa Yogyakarta demo mendatangi Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/10) .
Para satri demo mendesak agar polisi segera menangkap pelaku penganiayaan dan penusukan terhadap dua orang santri Ponpes Krapyak di Prawirotaman, Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Dalam aksi itu mereka juga mendesak agar Polda lebih intensif menggalakkan pembersihan terhadap peredaran minuman keras di DIY.
Menurut para santri,kehadiran minuman keras di Yogyakarta baik yang diperdagangkan secara sembunyi maupun dengan cara lain telah berdampak negatif terhadap situasi keamanan dan ketertiban di Yogyakarta.
Salah satu buktinya adalah terjadinya penganiayaan terhadap dua santri di Prawirotaman, Kota Yogyakarta beberapa hari lalu.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengaku terkejut dan menyampaikan rasa simpati atas peristiwa penusukan yang menimpa santri tersebut.
“Kejadian kemarin sungguh mengagetkan saya dan saya menyampaikan rasa simpati dan rasa menyesal akan peristiwa itu. Dan saya menyatakan tanggung jawab atas peristiwa tersebut,” ujar Suwondo kepada para pengunjuk rasa.
Terhadap penganiayaan tersebut, polisi gerak cepat dengan segera melakukan penangkapan.
“Saya laporkan bahwa di hari Kamis kami sudah melakukan penangkapan bersama masyarakat 2 orang dan berkembang menjadi 3 orang,” terangnya.
Dan dari 5 orang ini, polisi mendapatkan pelaku yang mengumpulkan mereka. “Kami tangkap jam 18.00. Dan alhamdulillah pelaku yang melakukan penusukan kami tangkap jam 23.00,” ujar Kapolda.
Suwondo menambahkan bahwa keberhasilan polisi mengungkap kasus ini tak lepas dari doa para santri dan para kyai.
Pihaknya juga mengimbau para pengunjuk rasa untuk mengawal kasus ini sampai ke pengadilan. (AGT/S-01)