PAYUNG elektrik Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau senilai Rp42 miliar menjadi sorotan dalam debat publik terbuka Pemilihan Gubernur Riau 2024 di Co-Ex Ska Pekanbaru, Selasa (29/10) malam.
Pasalnya, hingga kini proyek payung mirip payung di Masjid Nabawi dibangun semasa Gubernur Riau Syamsuar itu masih rusak dan tidak berfungsi.
Debat terkait payung elektrik itu mengemuka saat sesi tanya jawab paslon Gubernur/Wakil Gubernur Riau nomor urut 1 Abdul Wahid-SF Hariyanto kepada paslon nomor urut 3 Syamsuar-Mawardi Muhammad Saleh.
Paslon nomor urut 3 Syamsuar mengatakan soal payung elektrik itu telah masuk dalam proses hukum dan akan diselesaikan oleh penegak hukum.
“Hal ini (payung elektrik) sudah masuk proses hukum. Kita serahkan kepada penegak hukum,” kata Syamsuar.
Payung harus berfungsi
Cawagub Riau nomor urut 3 Mawardi menimpali agar memberikan apresiasi niat baik Syamsuar membangun payung elektrik di Masjid Raya An-Nur. Dan tidak perlu berprasangka tanpa bukti dan fakta.
Abdul Wahid menegaskan bahwa dia tidak menanyakan tentang proses hukum tetapi bagaimana payung itu bisa berfungsi dan bermanfaat untuk masyarakat.
Cawagub nomor urut 1 SF Hariyanto menambahkan bahwa dia tahu persis masalah proyek payung elektrik itu. Saat itu ia menjabat sebagai Sekretaris Daerah Riau.
“Saya anak buah Pak Syamsuar pada saat itu. Jadi saya tahu ini. Payung ini seharusnya dipasang dengan lebar 20 meter tetapi dibangun dengan lebar 25 meter jadi tidak tahan angin,” ungkapnya.
“Kalau terpilih, kami siap menyelesaikannya,” lanjut SF Hariyanto yang dberkarir lama di Dinas PU Riau.
Proyek payung meresahkan
Sementara paslon nomor urut 2, M Nasir-M Wardan menanggapi sebagai Anggota DPR RI pernah melakukan kunjungan kerja terkait proyek payung tersebut.
Ia mengetahui proyek payung elektrik telah meresahkan masyarakat. Terlebih barang yang digunakan adalah barang KW atau tiruan.
Apabila terpilih sebagai Gubernur Riau, Nasir akan membongkar barang KW tersebut dan tidak memakai barang KW dalam proyek pemerintah.
“Kami akan kumpulkan para ahli dari berbagai universitas untuk membangun payung itu,” tegasnya.
Dan Masjid Raya An-Nur akan dijadikan sebagai jadi Islamic Center serta pusat pendidikan.
Nasir menyayangkan masalah payung seharusnya tidak perlu terjadi karena SF Hariyanto dan Syamsuar pada saat itu masih dalam satu pemerintahan.
“Pak SF Hariyanto inikan dulu satu perahu (satu pemerintahan) dengan Bang Syamsuar. Seharusnya masalah ini (payung elektrik) tidak perlu terjadi,” ujarnya. (RUD/S-01)