IM57+ Institute berpendapat serangan terhadap wartawan bocor halus tempo bukanlah serangan terhadap individu.
“Ini harus dilihat serangan terhadap jurnalis sebagai pilar demokrasi sekaligus juga serangan terhadap pegiat anti korupsi. Bocor halus berulangkali mengungkap berbagai skandal yang erat kaitannya dengan dugaan konflik kepentingan dan korupsi,” kata Ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha, Rabu (4/9).
Bahkan, kata Praswad, beberapa episode merupakan pengungkapan perdana skandal serius yang melibatkan penyelenggara negara. Itu sebabnya, kasus tersebut harus dipandang sebagai serangan terhadap pilar demokrasi dan anti korupsi karena pers memiliki peran penting dalam konsep anti korupsi.
“Kegagalan negara dalam melindungi media menunjukan bahwa negara tidak mampu melindungi berbagai upaya pemberantasan korupsi,” tegasnya.
Menurut Praswad, tidak terungkapnya kasus korupsi memberikan angin segar bagi pelaku untuk melakukan perbuatan tersebut kembali. Untuk itu, Presiden dan Kapolri harus secara serius melakukan proses pengungkapan kasus ini secara tuntas.
“Tanpa ada political will dari Presiden Joko Widodo, hampir mustahil kasus serangan terhadap pilar demokrasi ini bisa terungkap. Ini selaras dengan pengalaman KPK yang tidak terungkap pelakunya. Jangan sampai publik melihat bahwa pelakunya terkait dengan para pemegang kekuasaan,” ujar Praswad. (Rud/N-01)