BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melepas alat operasional meteorologi maritim berupa drifter di perairan Laut Jawa di dekat Kepulauan Seribu, Senin (7/10).
Drifter tersebut dilepaskan agar terus hanyut bergerak menuju Selat Sunda, dan akhirnya ke perairan Samudera Hindia.
Acara pelepasan ini dipimpin langsung oleh Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, didampingi Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dan jajaran.
“Kami memohon doa agar upaya ini berhasil, sehingga jumlah titik observasi di laut Indonesia dapat meningkat,” ungkap Dwikorita dalam keterangan, Senin (7/10).
Drifter ini akan memperkuat keselamatan pelayaran.
Pelepasan drifter tersebut upaya BMKG dalam mendukung peningkatan layanan informasi meteorologi di sektor maritim.
Harapannya dengan jaringan observasi semakin kuat dan luas dapat memberikan data lebih akurat dan terperinci kondisi cuaca maritim.
Dipilihnya perairan Laut Jawa Bagian Barat di dekat Kepulauan Seribu karena salah satu jalur pelayaran cukup padat baik pariwisata dan transportasi umum.
Kegiatan maritim yang intensif di wilayah tersebut memerlukan layanan meteorologi yang andal dan presisi tinggi.
Sehingga kehadiran alat tersebut dapat memberikan kontribusi besar dalam memantau kondisi cuaca dan laut secara real-time.
Drifter untuk Penguatan Jaringan Observasi
Proyek Maritime Meteorological System (MMS)-1 telah berjalan selama empat tahun.
Menurut Dwikorita ini menjadi payung dari berbagai inisiatif untuk memperkuat sistem informasi meteorologi maritim di Indonesia.
Salah satu elemen utama dari proyek ini adalah penguatan kerapatan jaringan observasi.
Termasuk melalui pelepasan drifter, yang dapat mengukur arah arus laut, suhu permukaan laut, dan tekanan udara.
Sebagai negara kepulauan, tambah dia, Indonesia memiliki dua pertiga wilayahnya berupa lautan.
BMKG telah melepas 73 drifter di seluruh perairan Indonesia sejak 2023.
Bekerja sama dengan Pusat Meteorologi Maritim dan mitra seperti PT Pelni, PT DLU, ASDP, dan PT CLS Indonesia.
Drifter ini berperan dalam mengumpulkan data cuaca laut yang krusial untuk prediksi cuaca maritim.
Selain drifter disiapkan pula akan terpasang 10 buah radar maritim (High Frequency Type Array).
Dan penguatan backbone sistem processing meteorologi maritim yang diperkuat dengan Artificial Intelligence (AI), Machine Learning dan Big Data.
Terakhir, Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengganggu drifter yang ditemukan di laut.
Sebab alat tersebut dapat terus memberikan data penting bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang beraktivitas di laut. (*/S-01)