IMLEK berasal dari bahasa Hokkian (dialek Tionghoa) yang mengacu pada Yin Li yang berarti “kalender lunar” atau “kalender bulan.”
Kalender lunar digunakan dalam kebudayaan Tionghoa untuk menentukan berbagai perayaan tradisional, termasuk Tahun Baru Tionghoa yang didasarkan pada siklus bulan.
Berikut adalah alasan mengapa disebut Imlek dan hubungannya dengan perayaan Tahun Baru Tionghoa:
1. Pengaruh Dialek Hokkian
- Sebutan “Imlek” lebih dikenal di Indonesia karena masyarakat Tionghoa-Indonesia umumnya berasal dari etnis Hokkian, yang menyebut kalender lunar sebagai Imlek.
- Istilah ini kemudian menjadi populer untuk merujuk pada perayaan Tahun Baru Tionghoa.
2. Perayaan Berdasarkan Kalender Lunar
- Perayaan mengikuti penanggalan lunar Tionghoa, yang berbeda dengan kalender masehi (solar). Tahun Baru Tionghoa biasanya jatuh pada akhir Januari hingga pertengahan Februari.
3. Tradisi dan Budaya
- Perayaan tidak hanya tentang pergantian tahun, tetapi juga merupakan waktu untuk menghormati leluhur, berkumpul bersama keluarga, dan berdoa untuk keberuntungan, kesehatan, dan kemakmuran di tahun mendatang.
4. Adaptasi Lokal
- Di negara-negara lain, perayaan ini memiliki nama berbeda. Di Tiongkok, istilah resminya adalah “Chunjie” atau “Festival Musim Semi.” Namun, di Indonesia, nama Imlek tetap digunakan karena pengaruh bahasa Hokkian.
Jadi, istilah Imlek menjadi bagian dari akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia dan telah dikenal luas sebagai perayaan Tahun Baru Tionghoa.
Lunar Year 2025 dirayakan 29 Januari merupakan tahun ular kayu. (*/S-01)