TIGA mahasiswa Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang diwakili Muhamad Rival Ferdiansah (2021), Nishfu Laila Habibah (2021), dan Carladibra Harjanti Nayono (2022) meraih juara 1 dalam Smart Competition BOREYES 2024 yang diselenggarakan oleh SPE Universitas Padjadjaran SC yang berlangsung 10-11 Mei lalu. Mereka mengungguli 37 tim dari universitas ternama di Indonesia dan Malaysia
Smart Competition BOREYES 2024 merupakan salah satu kompetisi dari rangkaian acara BOREYES 2024 yang diselenggarakan oleh SPE UNPAD SC. Kompetisi yang dibuat dalam format cerdas cermat di bidang minyak dan gas bumi mencakup pengetahuan lingkup geologi, geofisika, geokimia, pemboran, lumpur pemboran, reservoir, produksi, dan bisnis minyak gas bumi.
Salah satu anggota tim, Rival menjelaskan kompetisi ini dilaksanakan dalam empat tahapan kompetisi yakni Pre-elimination Round yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. “Pada tahap ini, masing-masing tim diberikan 15 pertanyaan dan hanya 12 tim dengan skor tertinggi yang dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya secara luring di Unpad,” kata Rival, Jumat (21/6).
Tahap kedua adalah Ranking Phase: Crossword Puzzle. Setiap tim diberikan satu lembar kertas dengan 15 pertanyaan yang harus dijawab pada kotak teka-teki silang. Tahap ketiga adalah Elimination Round.
“Pada tahap ini, tim bertanding 1 lawan 1 menurut bracket untuk menjawab pertanyaan toss-up dimana 3 dari 12 tim yang lolos akan maju ke tahap selanjutnya, yaitu Final Round,” ujarnya.
Sedangkan di Final Round ada Alphabet Game saat ketiga tim memperebutkan posisi juara Smart Competition. Pada tahapan ini tim Geoslay UGM berhasil ditaklukkan oleh Tim KL Survivor, sedangkan Tim Sofire dari Universitas Pertamina berada di urutan ketiga. Total Tim Geoslay tidak tertandingi sehingga keluar sebagai juara pertama.
Rival mengaku senang dan bangga karena bisa memenangkan kompetisi ini karena ia dan rekannya memiliki peminatan yang cukup pada bidang minyak dan gas bumi. Di kompetisi ini, ia bisa menguji sejauh mana pengetahuannya soal minyak dan gas bumi. Selain menambah pengalaman, serta menambah relasi dengan mahasiswa dan praktisi di industri migas.
“Dari kompetisi ini kami juga mendapat banyak pengalaman berharga, pengetahuan baru, serta teman-teman baru dari universitas lain dengan background studi yang berbeda-beda,” katanya.
Selama masa persiapan mengikuti kompetisi, Nishfu Laila Habibah mengaku ia dan tim harus banyak menghafal terminologi dalam bahasa Inggris yang terdiri dari ribuan kosa kata. Proses ini tidak hanya menuntut konsentrasi tinggi tetapi juga kesabaran yang luar biasa.
“Kemampuan menguasai terminologi ini akan menjadi poin plus tersendiri di kompetisi ini,” ujar Laila.
Menurutnya kompetisi ini sangat berkesan bagi karena pertama kalinya berhasil menjadi juara pertama. Ia berharap bisa mendulang prestasi yang sama di kompetisi-kompetisi selanjutnya. “Kami berharap bahwa prestasi kami dapat memicu semangat mahasiswa lain untuk mengikuti kompetisi dan menorehkan prestasi mewakili Teknik Geologi UGM”, pungkasnya. (AGT/S-01)