
KANKER serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang dimulai di leher rahim (serviks), yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.
Dikutip dari Mayo Clinic, sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui kontak seksual. HPV merupakan infeksi umum, dan dalam banyak kasus sistem kekebalan tubuh mampu mengatasinya tanpa menimbulkan masalah. Namun, pada sebagian kecil orang, virus ini dapat bertahan selama bertahun-tahun di dalam tubuh. Keberadaan jangka panjang ini dapat memicu perubahan sel serviks menjadi sel kanker.
Pencegahan
Risiko terkena kanker serviks dapat dikurangi secara signifikan dengan melakukan skrining secara rutin dan mendapatkan vaksinasi HPV. Vaksin ini membantu melindungi tubuh dari jenis HPV yang paling berisiko tinggi menyebabkan kanker.
Penanganan
Jika kanker serviks terdeteksi, penanganan awal umumnya dilakukan melalui pembedahan untuk mengangkat jaringan kanker. Perawatan lanjutan dapat meliputi:
- Kemoterapi (obat untuk membunuh sel kanker),
- Terapi target (obat yang menyerang sel kanker secara spesifik),
- Terapi radiasi dengan sinar energi tinggi.
Dalam beberapa kasus, terapi radiasi dikombinasikan dengan kemoterapi dosis rendah untuk hasil yang lebih efektif.
Gejala
Pada tahap awal, kanker tersebut sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring pertumbuhannya, beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:
- Perdarahan dari vagina setelah berhubungan seksual, di luar siklus haid, atau setelah menopause,
- Menstruasi yang lebih berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya,
- Keputihan encer bercampur darah yang bisa banyak dan berbau tidak sedap,
- Nyeri di daerah panggul atau saat berhubungan seksual.
Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, agar kanker leher rahim ini dapat dideteksi sejak dini dan peluang kesembuhan semakin tinggi. (*/S-01)