
INDONESIA memiliki keberagaman budaya melebihi apa yang dimiliki negara di belahan dunia manapun. Itu sebabnya Indonesia sangat layak menjadi ibukota kebudayaan dunia.
Penegasan itu disampaikan Menteri Kebudayaan Dr Fadli Zon seusai menerima penganugerahan UNS Jawametrik dan Javanese Cultural Award 2025, di Pusat Unggulan Iptek ( PUI) Javanologi UNS, Selasa (3/6/2025) malam WIB.
Dia paparkan, di bidang politik, ekonomi dan juga militer, Indonesia masih belum sampai 10 besar dunia. Namun untuk bidang kebudayaan, diyakini bahwa yang dimiliki, baik jumlah dan jenis ragamnya, merupakan yang terbesar dan terbanyak dibandingkan negara lain.
“Maka pada hari pertama saya menjadi Menteri Kebudayaan, saya menegaskan, kita merupakan adikuasa kebudayaan dan bisa menjadi ibukota kebudayaan dunia,” ungkap menteri yang juga politisi Partai Gerindra itu.
Museum dan heritage
Pada sepanjang hidup, dan terutama ketika masih menjadi anggota DPR RI dan menjadi bagian parlemen dunia, Fadli Zon mengakui sudah berkeliling ke 101 negara, dan selalu menyempatkan untuk menjelajahi banyak museum maupun heritage di luar Indonesia.
“Harapan saya, the power culture ini harus terus dimaksimalkan,” lanjut Ketua Sekretariat Nasional Keris Indonesia ( SNKI) tersebut
Ia mengaku tidak bosan mengingatkan, bahwa dalam UUD 1945, Pasal 32 ayat (1) tegas menyebutkan, negara wajib memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradabadan dunia, guna menjamin, memelihara serta mengembangkannya.
“Ini perintah konstitusi, bahwa kita harus memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia. Apa yang dilakukan PUI Javanologi UNS ini, saya rasa persis seperti yang menjadi harapan konstitusi, yakni upaya pemajuan kebudayaan,” tegas Fadli Zon.
Kemajuan peradaban
Anugerah atau award kebudayaan yang diterima, menurutnya untuk menjaga warisan kebudaya bangsa, dan menjadikan dasar inovasi dan keilmuan serta kemajuan peradaban.
“Apa yang saya terima ini merupakan amanat kolektif, dan menjadi sebuah simbol terhadap pengabdian, kepeloporan, pemikiran dan waktu, terutama bagi para pelaku budaya, untuk membangun bersama dan memajukan kebudayaan,” ujarnya
Penghargaan tokoh budaya
Sementara itu Plh Rektor UNS, Fitria Rachmawati menyatakan, program Javanese Cultural Awards bertujuan memberikan penghormatan kepada tokoh-tokoh budaya yang secara konsisten berperan aktif dalam melestarikan nilai-nilai, tradisi, dan kekayaan budaya.
“Melalui program UNS Jawametrik dan Javanese Cultural Awards, diharapkan terwujud ekosistem budaya Jawa yang lebih kuat, relevan, dan berkelanjutan,” tutup dia.
UNS berharap, program tersebut dapat memperkuat posisi Javanologi sebagai pusat keilmuan kebudayaan, mendorong terbentuknya kolaborasi antar institusi baik pendidikan, pemerintah, komunitas, maupun mitra internasional dalam memajukan budaya Jawa sebagai identitas bangsa yang adaptif dan inspiratif di tingkat global.
Selain penghargaan untuk Menteri Kebudayaan, dalam pelaksanaan Jawametrik, PUI UNS juga memberikan penghargaan kepada 10 perguruan tinggi luar negeri dan perguruan tinggi dalam negeri. (WID/N-01)