Masyarakat Diimbau tidak Asal Pilih Hewan untuk Kurban

DINAS Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kota Solo meminta panitia kurban lebih awas dan teliti dalam melihat calon hewan kurban jelang Idul Adha 2024. Pasalnya, selain masih merebaknya penyakit mulut dan kaki (PMK) juga adanya keberadaan hewan ternak sapi yang setiap hari dilepas liarkan mencari makan di tumpukan sampah TPA (tempat pembuangan akhir) Putri Cempo.

“Kita intensifkan pemantauan lalu lintas ternak sapi, agar masyarakat yang terlibat sebagai panitia kurban lebih teliti terhadap hewan ternak sapi, domba atau kambing yang disiapkan untuk jadi hewan korban,” ujar Kepala DKPP Kota Surakarta, Eko Nugroho di Solo pada Selasa (4/6).

Kota Solo praktis setiap perayaan Idul Adha mengandalkan hewan korban dari luar. Sebenarnya ada ratusan sapi milik peternak lokal di pinggiran kota, yang setiap hari dilepas liarkan untuk mencari makanan di tumpukan sampah Putri Cempo.

BACA JUGA  Libur Idul Adha Penumpang Commuter Line Yogya-Palur Meningkat

Namun seiring masih merebaknya PMK di wilayah sentra sapi di Solo Raya, seperti Boyolali, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo dan Klaten, warga diimbau berhati-hatian. Petugas kesehatan hewan (Keswan) pun terus membantu melakukan pemantauan dan pemeriksaan.

“Meski hewan ternak terpapar PMK masih bisa dikonsumsi, kalau bisa dihindari. Cari yang sehat saja. Begitu halnya sapi yang setiap hari mencari makan di tumpukan sampah Putri Cempo, jelas tidak layak dijadikan sapi korban. Karena itu sebaiknya dihindari, meski harga lebih murah,” imbuh Eko.

Dari pantauan di TPA Putri Cempo, setiap hari masih banyak sapi yang dibiarkan mengkonsumsi sisa makanan yang bercampur dengan sampah. Data DKPP Kota Solo mencatat ada 200-an kawanan sapi terlihat lahap makan sisa makanan yang bercampur tumpukkan sampah.

BACA JUGA  OJK Solo Nilai Kinerja Sektor Keuangan Tumbuh Positif

“Sapi sapi yabg setiap hari di TPA Putri Cempo jelas tidak layak dikonsumsi dagingnya, apalagi untuk kurban pada Hari Raya Idul Adha. Sebab jelas mengandung residu logam berat seperti timbal, yang sangat tidak baik untuk kesehatan manusia,” tegas Eko.

Meski ada pemilik ternak yang mengarantina hingga tiga bulan pun, juga tidak dijamin layak makan. Bukan hal mudah meski selama karantina diberi makanan yang cukup baik untuk hewan ternak.

“Tidak mudah menghilangkan residu yang sudah mengendap. Jadi sebaiknya pilih ternak sapi dari luar TPA, dan yang sudah ada dokumen surat sehat sapi,” ujar Eko. (WID/N-01)

BACA JUGA  Dongkrak Wisata Solo, Kadin Perkenalkan Paket Heli Tour

Dimitry Ramadan

Related Posts

Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

BEA Cukai Arab Saudi menyita 100 slop rokok yang ditemukan pada koper jemaah Indonesia saat pemeriksaan x-Ray di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Arab Saudi. Temuan 100…

Festival Lampion Waisak 2025 Jadi Pesan Damai untuk Dunia

SEBANYAK 2.569 lampion mengangkasa di langit Borobudur, saat puncak peringatan Hari Waisak 2569 BE/2025 di lapangan Marga Utama, Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (13/5) malam. Lampion-lampion itu diterbangkan oleh…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Bupati Humbahas Terima Penghargaan dari KPPN Balige

  • May 14, 2025
Bupati Humbahas Terima Penghargaan dari KPPN Balige

Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

  • May 14, 2025
Bea Cukai Arab Saudi Sita 100 Slop Rokok di Koper Jemaah RI

Menteri UMKM Tanggung Jawab Kasus Toko Mama Khas Banjar

  • May 14, 2025
Menteri UMKM Tanggung Jawab Kasus Toko Mama Khas Banjar

PN Sleman Akui Terima Pengajuan Gugatan Soal Ijazah Jokowi

  • May 14, 2025
PN Sleman Akui Terima Pengajuan Gugatan Soal Ijazah Jokowi

Ancelotti Bersiap dengan Petualangan Barunya Bersama Brasil

  • May 14, 2025
Ancelotti Bersiap dengan Petualangan Barunya Bersama Brasil

Sevilla Sukses Menjauh dari Zona Degradasi

  • May 14, 2025
Sevilla Sukses Menjauh dari Zona Degradasi