
MAHASISWA Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin sosialisasikan komik digital pelestarian Bekantan kepada puluhan siswa SDN Marabahan Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (26/4).
Alur cerita dalam komik digital diisi game edukasi lingkungan ini menjadi daya tarik bagi para siswa bahkan para guru.
Banyak dari mereka yang awalnya tidak mengetahui tentang habitat kera hidung panjang Bekantan yang menjadi maskot daerah serta pelestarian lingkungan menjadi mengerti.
“Komik digital ini merupakan bagian dari proyek sosial dalam program Youth in Action yang dilakukan ULM Banjarmasin bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI),” kata Ferry Setyawan, koordinator kegiatan edukasi, Sabtu (26/4).
Proyek sosial ini mendapat dukungan PT Kalimantan Prima Persada,” ungkap Ferry Setyawan, koordinator kegiatan edukasi, Sabtu (26/4).
Komik digital ini dirancang agar pengguna (user) mendapatkan sebuah pengalaman bermain yang interaktif. Pengguna akan terlibat langsung dalam alur permainan.
Setiap keputusan pengguna akan difungsikan sebagai input yang akan mempengaruhi alur cerita pada permainan. Alur cerita dalam game ini adalah berkaitan dengan kelestarian bekantan sebagai spesies dilindungi.
“Jika pengguna membuat suatu keputusan kecil, namun dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem bekantan,” kata Ferry.
“Maka cerita akan diakhiri dengan kepunahan bekantan hingga tinggal nama dan ceritanya saja,” lanjutnya.
Komik digital untuk kampanye lingkungan
Rusaknya ekosistem mangrove sebagai habitat bekantan akan memberikan cerita semakin panasnya suhu bumi yang diakibatkan semakin tingginya emisi gas rumah kaca (GRK).
Juga efek negatif seperti terjadinya abrasi bencana yang diakibatkan oleh gelombang pasang yang destruktif, dan masih banyak efek negatif lainnya.
Ia menambahkan pada tahun 2004, populasi bekantan diperkirakan mencapai 25.000 ekor, dengan 5.000 ekor berada di kawasan konservasi.
Sedangkan pada 2017 menurut data BKSDA Kalsel turun signifikan menjadi hanya 2.224 ekor. Penurunan populasi ini disebabkan oleh kegiatan pertanian dan pengelolaan lahan yang mempersempit habitat.
Penurunan populasi bekantan akibat kerusakan habitat akibat pembangunan dan kebakaran hutan, serta perburuan liar.
Fahrullah, Kepala SDN Marabahan Baru mengapresiasi sosialisasi komik digital kepada siswanya dan berharap dalam jangka panjang para siswa akan ikut berpartisipasi melestarikan ekosistem bekantan.
“Keragaman biodiversitas dan kelestarian alam ini akan memberikan potensi secara ekonomi dengan penyediaan jasa lingkungan bagi masyarakat,” ujarnya.
Edukasi lingkungan dan sosialisasi komik digital ini juga disertai kegiatan susur sungai melihat habitat bekantan di sepanjang hutan mangrove Sungai Barito diikuti para siswa dan tenaga didik SDN Marabahan Baru. (DS/S-01)