Anggito Abimanyu Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar

DOKTOR Anggito Abimanyu menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Selasa (4/2).

Pidato pengukuhan berjudul “Ekonomi Syariah sebagai Bentuk Kepatuhan, Cara Hidup dan Aktivitas Bisnis yang Membawa Manfaat.”

Menurut Anggito, Ekonomi Syariah merupakan cabang ilmu ekonomi yang mengikuti hukum atau prinsip syariah Islam.

“Para pengikut ekonomi syariah menjalankannya dengan alasan kepatuhan atau kewajiban agama Islam, seperti halal, maslahat dan tidak riba,” jelasnya.

“Ada lagi yang beranggapan ekonomi syariah adalah cara hidup berbagi, bersih dan sehat,” lanjut Anggito.

Sebagian orang katanya, juga percaya aktivitas bisnis dengan prinsip syariah dapat menciptakan permintaan baru sehingga menghasilkan manfaat ekonomi bagi pelakunya.

BACA JUGA  Pemerintah Baru Harus Percepat Peningkatan EBT

Anggito Abimanyu kemudian mengungkapkan sisi pengalaman pribadinya selama ini yang bermetamorfosis dari seorang ekomom konvensional dan berpandangan bahwa ekonomi syariah sebagai elemen dekoratif.

Melalui evolusi tahapan untuk mengeksplorasi, menekuni, memperdalam, dan meyakini bahwa ekonomi syariah bisa menjadi fondasi ekonomi yang membawa manfaat.

“Tak bisa dipungkiri bahwa sebagai seorang muslim yang juga terus berproses, saya semakin meyakini bahwa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin–rahmat bagi alam semesta,” ungkapnya,

“Juga mewujud dalam bentuk bangunan ekonomi yang adil dan bermanfaat bagi setiap manusia terlepas dari keyakinan individual masing-masing,” lanjut Anggito.

Anggito Abimanyu sebut ekonomi syariah penyeimbang

Ia menegaskan, untuk saat ini ia tidak lagi melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif dan penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional.

BACA JUGA  Mahasiswa KKN UGM Bantu Ibu Melahirkan di Tengah Lautan

“Saya menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan atau submissiveness terhadap agama dan wahyu yang diturunkan Allah Azza wa Jalla kepada umat manusia,” tegasnya.

Hal tersebut menurut Anggito merupakan perwujudan hal yang lebih esensial seperti kepatuhan, cara hidup dan manfaat yang merupakan bagian esensial dan integral dari ajaran Islam.

“Saya praktikkan kesetiaan pada transaksi halal yang tidak memberikan toleransi pada terjadinya gharar atau ketidakjelasan transaksi, maysir atau spekulasi” ujarnya.

“Dan tidak mengandung riba atau usury. Tidak hanya halal, tetapi juga thayibbah sebagai bagian dari perilaku atau cara hidup berkonsumsi yang baik dan sehat,” pungkasnya.  (AGT/S-01)

BACA JUGA  Target Swasembada Pangan Terancam Adanya Efisiensi APBN

Siswantini Suryandari

Related Posts

ARASHI Bubar 2026 Ditutup Dengan Konser Terakhir Musim Semi

BOYBAND terbesar di Jepang ARASHI resmi bubar Mei 2026. Pengumuman itu resmi disampaikan oleh kelima anggota ARASHI di media sosial resmi milik mereka. ARASHI beranggotakan Aiba Masaki, Jun Matsumoto, Kazunari…

Istilah Turkish Garbage Dari Baju Gombal Hingga Perpustakaan

ISTILAH  “Turkish garbage” tidak secara resmi digunakan dalam pemberitaan media arus utama, namun sering muncul dalam konteks informal. Terutama di kalangan komunitas thrift fashion dan diskusi online. Istilah ini merujuk…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

ARASHI Bubar 2026 Ditutup Dengan Konser Terakhir Musim Semi

  • May 6, 2025
ARASHI Bubar 2026 Ditutup Dengan Konser Terakhir Musim Semi

Istilah Turkish Garbage Dari Baju Gombal Hingga Perpustakaan

  • May 6, 2025
Istilah Turkish Garbage Dari Baju Gombal Hingga Perpustakaan

Satlantas Polresta Sidoarjo Gelar Pondok Pesantren Road Safety

  • May 6, 2025
Satlantas Polresta Sidoarjo Gelar Pondok Pesantren Road Safety

Baca Bersama Jawa Tengah Bersama Bunda Literasi Jateng

  • May 6, 2025
Baca Bersama Jawa Tengah Bersama Bunda Literasi Jateng