
MENTERI Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin hari ini menyerahkan Surat Tanda Registrasi (STR) seumur hidup kepada dokter spesialis Warga Negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri yang telah berhasil menyelesaikan program adaptasi.
Penyerahan STR ini menjadi simbol keberhasilan transformasi adaptasi dokter spesialis di Indonesia.
“Terima kasih kepada teman-teman dokter adaptan yang sudah sabar mencintai Indonesia. Terima kasih telah mau kembali ke Indonesia,” ujar Menkes di Jakarta, Senin (16/12).
Sejak tahun 2022, Kemenkes memberikan kesempatan bagi tenaga medis lulusan luar negeri untuk berkontribusi dalam percepatan pemenuhan layanan spesialistik melalui program adaptasi di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
Langkah ini memungkinkan dokter untuk dapat langsung berkontribusi melayani masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.
Kebutuhan dokter sangat tinggi
“Seluruh dunia kekurangan dokter, Indonesia pun demikian. Beberapa direktur RSUD bercerita banyak masyarakat meninggal karena tidak ada dokter yang menangani. Begitu ada dokter adaptasi, mereka minta agar dokter tersebut menetap karena Indonesia sangat membutuhkan dokter spesialis,” terang Menkes.
Sampai Desember 2024, sebanyak 32 dokter spesialis WNI lulusan luar negeri telah ditempatkan di Fasyankes secara merata di berbagai daerah.
Dokter dokter tersebut berasal dari 7 spesialisasi; spesialis anak, obgyn, penyakit dalam, dermatologi dan venerologi, bedah plastik, ortopedi dan traumatologi, serta spesialis mata.
Selama masa penempatan di Fasyankes, peserta adaptasi menerima insentif dengan besaran yang disesuaikan berdasarkan daerah penempatan, mulai dari Rp7 juta hingga Rp24 juta per bulan.
Insentif ini merupakan bagian dari dukungan Kemenkes untuk mendorong pemerataan akses layanan kesehatan.
Menkes menargetkan sekitar 100 dokter spesialis bisa mengikuti program ini. Terkait sistem dan proses pendaftaran, Menkes menegaskan bahwa Kemenkes akan terus meningkatkan layanan menjadi lebih cepat dan transparan.
“Saya minta 7 dokter dari 32 yang sedang dalam proses adaptasi untuk berbagi cerita kepada teman-teman diaspora atau dokter Indonesia di luar negeri agar kembali ke Indonesia dan berbakti kepada masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.
“Setiap hari adalah tantangan. Saya bersyukur bisa memberikan bantuan medis dan belajar banyak dari budaya dan kehidupan mereka. Ini sangat memperkaya karier saya,” kata dr. Kelvin, yang ditempatkan di RSUD Palmatak, Anambas, Kepulauan Riau dengan penuh semangat.
Meningkatkan kualitas tenaga medis
Penerimaan STR ini menunjukkan kemitraan yang erat antara tenaga medis internasional dan sistem kesehatan Indonesia.
Hal ini sejalan dengan visi Kemenkes untuk meningkatkan kualitas tenaga medis di seluruh pelosok negeri, baik melalui pengembangan kapasitas tenaga medis lokal maupun kehadiran dokter WNI lulusan luar negeri.
Oleh karenanya Kemenkes mengundang dan membuka peluang sebesar-besarnya kepada diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air, agar bersama-sama meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan spesialistik.
Program ini sejalan dengan menciptakan layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas menuju Generasi Emas 2045 (dyah/D-01)